Mata merem melek ngeliat buku karya salah satu teman saya, baru nyadar kalau novel itu sudah lama nangkring di rak buku. Jangan heran, banyak buku yang saya beli, tapi belum sempat saya baca karena kesibukan yang tidak bisa ditinggal. Namun sekali baca novel, maka mata saya tak akan lepas dari tulisan yang ada di dalamnya. Salah satunya adalah karya Mitha Juniar, teman sekaligus partner yang dulu pernah aktif di ECA.
Setelah suami mengantar Asma ke sekolah, saya bergegas mencari PW (posisi wenak) untuk membaca. Apalagi setelah ada tempat baca dengan rak kecil di ruang tamu, berasa ada di perpustakaan paling indah sedunia. 🙂
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
Bret! Sampul palstik saya buka. Bukunya memang masih kinyis-kinyis dan bersegel, padahal belinya sudah bulan kemarin. Covernya yang timbul dan gambarnya yang adem membuat mata tak lepas dari bukunya. Padahal tuh, saya udah wanti-wanti pesan ke penulisnya, dulu pas buku “Karena Aku Cinta” terbit minta plus tanda tangan. Hehehe.
“Sebenarnya Tuhan Sangat Sayang” saya baca dalam waktu kurang dari 40 menit. Memang saya sangat hobi membaca, lebih suka membaca daripada menulis. Bahkan buku setebal Harry Potter pun bisa saya baca kurang dari 8 jam, sambil beraktivitas tentunya.
Pada prolog, saya mendapatkan ada hal yang tidak biasa. Maksudnya ini apa, ya? Apalagi ada seorang perempuan yang ke rumah orang lain, trus selesai. Well, cerita pada bab awal pun dimulai. Memang sih pada bab awal selalu biasa-biasa saja, namun di sini, tokohnya yang tidak biasa. Seseorang yang sudah bertaubat.
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
Buku yang mempunyai 211 halaman ini memanjakan mata saya dengan kertasnya yang tidak membuat mata lelah, serta layout bukunya yang tidak membosankan. Terus dan terus membaca ….
Bab-bab selanjutnya dapat ditebak kalau tokoh utamanya 2 orang, cewek dan cowok. Ya iyalah 😀 Rata-rata kisah teenlit kan emang gitu. Namun, karena pemaparan dengan menggunakan sudat pandang orang ke tiga membuat cerita di dalamnya lebih menarik. Jadi bisa mengerti “ini dan itu” dari masing-masing tokohnya. Apalagi dengan alur maju mundur yang dikemas secara apik.
Ceritanya tentang Tatha yang bertemu dengan Abay, dia merasa jatuh cinta pada pandangan pertama, aneh, ya? Xixixi, tak ada yang aneh dengan cinta. Namun yang dianggap cinta itu hanya rasa kasihan karena ternyata Ayah Thaha pernah mengalami hal yang sama seperti Abay.
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
Novel ini mengajarkan tentang bagaimana menepati sebuah janji, bagaimana pendidikan tentang sexs harus dipupuk sedini mungkin, dan harus pandai-pandai dalam bergaul. Well, manusia itu sejatinya sama dan saya beri 3 jempol (termasuk jempol kaki) buat Si Mitha karena sempat membuat air mata saya menetes. Apalagi ketika Mitha menulis bahwa orang yang terkena HIV/AIDS tidak harus dijauhi, malah perlu dirangkul. Tambah 1 jempol lagi deh buat kamu (jempol kaki). 😀
Untuk masalah editing, gak ada komentar deh. 😉 Kalimatnya singkat, padat dan jelas, tidak diulang-ulang. Sayangnya antara sinopsis di cover belakang dengan cerita terasa tidak sejalan. Saya pikir nih buku apaan?? Ternyata ….
Judul | Sebenarnya Tuhan Sangat Sayang (Dari Kisah Nyata Seorang Sahabat) | ||||||||||||||||||||||||
No. ISBN | 9786021588031 | ||||||||||||||||||||||||
Penulis | Mitha Juniar | ||||||||||||||||||||||||
Penerbit | Rumah Oranye | ||||||||||||||||||||||||
Tanggal terbit | Desember – 2013 |
Bukunya bisa Anda cari di toko buku terdekat 😉