Oleh Anisa Ae
Kupandangi wajah Fatimah, istriku yang paling sempurna. Aku masih tak
percaya dengan kata-kata yang baru saja keluar dari bibir mungilnya.
“Astaghfirullah…!” ucapku pelan. lalu memeluk tubuhnya yang semakin
pucat.
“Lakukanlah,Mas…! Sebelum ajal menjemputku!” katanya sambil meneteskan air mata.
“Aku
tak sanggup melakukan itu! Aku tak bisa melukai hatimu dengan
menduakanmu! Walau awalnya aku menikahimu karena terpaksa, tapi waktu
telah mengubah segalanya! Aku mencintaimu, Dik … dan selamanya akan tetap
begitu!” kataku sambil mencium tangan kanannya yang dimasuki jarum
infus.
Aku tak bisa menyelami hati istriku, apa yang ada
dipikirannya saat ini? Ketika dia harus berjuang melawan kanker darah
yang bersarang dalam tubuhnya, mengapa dia memintaku untuk menikahi
Maya? Pacar pertamaku yang belum menikah sampai kini padahal umurnya
menginjak 30 tahun.
Masih terbayang dipelupuk mata ketika Pak
Sholeh, Ayah Fatimah datang kerumah dengan membawa satu koper uang untuk
melamarku 3 tahun yang lalu.
“Fatimah mencintaimu! Tolong nikahi
dia sampai ajal menjemputnya! Kata dokter, hidupnya tinggal beberapa
tahun lagi karena kanker darah yang ada dalam tubuhnya!” ujar Pak Sholeh
pelan dengan mata berkaca-kaca.
Lamaran itu kuterima dengan berat
hati karena aku telah mempunyai kekasih, Maya. Namun, 8 adikku
membutuhkan biaya untuk melanjutkan sekolah dan kebutuhan harian mereka,
sedangkan gajiku sebagai guru honorer tak mampu menutupi semua itu.
Kini
semua berbeda, cintanya yang tulus membuatku menyayanginya. Dia menjadi
sosok wanita yang paling sempurna di mataku. Wajahnya yang terlihat
selalu bercahaya oleh air wudhu dapat meneduhkan hatiku.
“Mas …! Hanya ini permintaan terakhirku!” ucapnya sambil tersenyum yang mengaburkan ingatan masa laluku.
***
Kuucap
akad nikah yang kedua kali di depannya. Kupenuhi permintaannya untuk
menikahi Maya. Sempat kulihat air mata kembali berderai dari kedua
matanya.
Fatimah sayangku .… Bukan inginku untuk melangsungkan akad
nikah di depanmu karena hal itu pasti akan menyakiti hatimu, tetapi kau
telah mengatur segalanya. Mulai dari baju pernikahan yang akan kami
pakai dan syarat-syarat pernikahan yang harus kami penuhi.
Tuuuttt ….
Tiba-tiba
terlihat garis datar dari layar pendeteksi detak jantung yang menempel
di dadamu. Semua yang hadir dalam acara ini terkejut, apalagi aku, dunia
terasa berhenti berputar. Hancur hatiku melihatnya menutup mata setelah
akad nikah selesai kuucapkan, dia pergi meninggalkanku sendiri, ah…
tidak, dia meninggalkanku bersama Maya.
Kini aku mengerti mengapa
dia menyuruhku untuk poligami. Agar aku tak sendiri saat dia
meninggalkannku dan ada seseorang yang menggantikannya dalam hidupku. Walaupun posisinya di hatiku tak akan pernah dapat tergantikan oleh
siapa pun. Semoga dia bahagia di alam sana, do’aku akan selalu ada
untuknya.
FF 400 kata tentang POLIGAMI. Pas 400, kurang, atau lebih, ya? ^^
Ya, sudahlah. Semoga bermanfaat. 🙂