Anisa AE – Sudah dengar atau sudah paada tahu nih dengan berita dunia yang lagi hangat dibicarakan? Ya, berita itu adalah terjadinya penembakan di Masjid An Nur dan Masjid Linwood Avenue, Selandia Baru tepatnya di Jalan Deans Avenue Nomor 101, Christchurch, New Zealand. Sekitar 50 meter dari taman kota Christchurch, Hegley Park.
Penembakan brutal yang dilakukan oleh pelaku yang telah diketahui bernama Brenton Tarrant di dua masjid yang ada di Selandia Baru, di antaranya Masjid An Nur dan Linwood Avenue ini telah membuat geger masyarakat dunia. Apalagi yang menjadi sasaran korbannya adalah umat muslim. Semua umat muslim langsung menjadi geregetan. Bagaimana tidak? Tentu saudara sesama muslim tidak terima jika ada yang menjatuhkan apalagi mencelakai saudara-saudara muslim lainnya. Diduga para korban kebanyakan adalah warga imigran. Pelaku disebut-sebut merupakan Perdana Menteri Australia Scott Morrison ini adalah ekstrimis sayap kanan. Dia sengaja mengincar lokasi tersebut karena sesuai dengan karakteristik keinginannya.
Penembakan tersebut ternyata sudah direncanakan sebelumnya oleh pelaku. Selain itu, aksi pelaku dibantu oleh dua temannya. Satu laki-laki dan satunya lagi perempuan. Akan tetapi, keduanya belum diketahui informasi lebih lanjutnya.
Dari laporan terakhir telah ada 30 korban tewas dan 50 korban luka-luka, 8 di antaranya adalah WNI. Tiga orang selamat, 3 orang lainnya belum diketahui nasibnya, dan 2 orang lagi telah diketahui mengalami luka-luka. Dari keterangan yang sudah didapat, keduanya merupakan pasangan anak dan ayah. Mereka saat ini dirawat di Rumah Sakit Umum Christchurch. Sang ayah bernama Zulfimansyah dirawat di ICU karena luka tembakan di beberapa bagian tubuhnya. Sedangkan anaknya terdapat luka tembakan pada kakinya dan kondisi kejiwaannya telah terguncang. Untuk WNI yang tinggal di daerah Christchurch sebanyak 331 jiwa, 134 di antaranya adalah mahasiswa.
Terjadinya tragedi penembakan tersebut pada hari Jumat, 15 Maret 2019 sekitar pukul 13.40 siang waktu setempat. Pada waktu itu, penembakan terjadi pada saat khatib menyampaikan khotbah. Penembakan pertama dilakukan di Masjid An Nur lalu dilanjutkan ke Masjid Linwood Avenue. Pelaku bernama Brenton Tarrant itu ternyata adalah warga Australia berkulit putih dan usianya 28 tahun.
Atas terjadinya tragedi penembakan sadis itu Majelis Intelektual dan Ulama Muda Indonesia (MIUMI) menuntut pemerintah New Zealand untuk segera mengusut hingga tuntas serta menangkap dan memberi hukuman seberat-beratnya kepada pelaku. Atas kejadian itu, pelaku layak dikutuk oleh masyarakat dunia.
Herannya, pelaku berani live streaming saat dia melakukan penembakan brutal tersebut dengan menampakkan wajah tenangnya namun sedikit beringas. Benar-benar pelaku kejahatan tidak punya rasa kemanusiaan dan gila. Dalam video yang dia buat saat melakukan penembakan, juga terlihat sejumlah 2 senjata senapan di kursi depan dan 2 senjata mesin laras panjang serta peluru di bagasi belakang dalam mobilnya. Tidak tanggung-tanggung Brenton juga membawa bahan peledak yang bisa berakibat sangat fatal jika digunakan.
Begitu biadab apa yang dilakukan Tarrant. Dalam video yang dibuatnya sebelum akhirnya dihapus, dia melakukan penembakan membabi buta di dalam masjid maupun di luar masjid. Bahkan korban yang tidak berdaya masih ditembakinya tanpa rasa kasihan.
Tidak lama dari kejadian itu, video yang dibuat pelaku meluas hingga membuat otoritas Selandia Baru harus meminta warga untuk berhenti menyebarluaskan video gila tersebut.
Sebelum Tarrant melakukan aksinya, di Twitter miliknya. Pelaku menempelkan sebuah link artikel manifesto yang menjadi alasannya melakukan aksi gilanya kepada umat Islam. Artikel tersebut berjudul The Great Replacement. Dalam artikelnya, si pria berkulit putih itu mengunggah beberapa foto peluru senapan mesin. Dia mengaku melakukan penyerangan itu karena untuk menakut-nakuti serta menghasut kekerasan terhadap umat muslim.
Tidak hanya itu, dalam artikelnya si pria tidak berperikemanusiaan itu menceritakan bahwa dia membunuh tiga tokoh Eropa yang merupakan musuh baginya. Di antara tokoh-tokoh tersebut adalah Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, Wali Kota London Sadiq Khan, dan Kanselir Jerman Angela Merkel. Selain itu, Brenton Tarrant merupakan warga yang kental dengan ideologi supremasi berkulit putih dan dia telah dipengaruhi oleh para tokohnya seperti Andres Breivik yang merupakan pelaku pembantaian 77 orang pada tahun 2011.
Sebab kejadian itu, Komisioner Polisi Mike Bush menghimbau kepada umat Islam di Christchurch untuk tidak ke masjid terlebih dahulu sampai situasi benar-benar aman. Karena setelah tragedi penembakan itu, pelaku masih sempat berkeliaran sehingga memicu kekhawatiran ada korban dari kalangan penduduk sekitar. Selain itu, seluruh sekolah di daerah tersebut di liburkan hingga situasi benar-benar aman.
Akan tetapi, Ustadz Bachtiar Nasir atau biasa disebut UBN menghimbau kepada umat muslim dunia khususnya yang tinggal di Christchurch agar tetap melaksanakan kewajibannya, yaitu sholat berjamaah di masjid-masjid tanpa rasa takut sedikitpun, namun tetap waspada. Selain itu, Sekjen Majelis Intelektual dan Ulama Muda Indonesia Ustadz Bachtiar Nasir juga menghimbau kepada masyarakat dunia khususnya Indonesia, agar tidak terpancing atas tindakan biadab yang dilakukan oleh para teroris internasional. Beliau juga berpesan kepada umat Islam dunia agar tidak melakukan balas dendam kepada umat lain yang tidak terlibat dan menyerahkan urusan ini kepada pihak berwajib.
Bagi keluarga atau para kerabat yang membutuhkan informasi lebih lanjut serta bantuan konsuler bisa menghubungi hotline Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Wellington dengan nomor +64 211950980 untuk hotline konsuler. Sedangkan +64 22 3812 065 untuk Fungsi Protokol dan Konsuler Kementerian Luar Negeri.
Astaghfirullah, begitu sering terjadi tindakan sadis seperti itu yang ditujukan kepada umat muslim. Baru selesai kasus pengeboman oleh teroris-teroris di Indonesia. Lalu, di Palestina juga tiada henti-hentinya serangan dari Israel dengan meluluh lantakkan negeri tersebut. Bahkan anak kecil dibunuh oleh tentara-tentara Israel tanpa ampun setelah dilecehka. Sekarang, telah terjadi tindakan penembakan brutal di Selandia Baru.
Meski begitu, umat muslim tidak boleh takut oleh serangan-serangan seperti itu. Karena Allah pasti akan melindungi para umat-Nya yang terzalimi. Namun, kita juga jangan sampai membalas perbuatan kejahatan mereka terhadap kita. Kalau balas dendam, apa bedanya nanti kita dengan mereka. Benar kan?
Apa tanggapan kalian jika ada teroris atau orang bertindak kejahatan/ kriminal lainnya lalu merekamnya? Apalagi live streaming tanpa rasa malu dan takut ditangkap polisi. Bahkan video tindakan kriminalnya disebar luaskan. Benar-benar gila bukan? Pamer atau bagaimana itu maksudnya coba?
Tragedi penembakan biadab itu tentu tidak boleh dicontoh ya teman-teman. Semoga pelaku-pelaku lainnya segera tertangkap dan mendapatkan hukuman yang setimpal. Semoga juga para korban luka-luka segera sembuh dan untuk yang meninggal semoga meninggal dalam keadaan khusnul khotimah.
Jika diingat dari kejadian penembakan ini, ada korban yang sampai kejiwaannya terguncang. Hal itu membuat saya benar-benar emosi kepada pelakunya. Kasihan sekali bukan? Semoga si korban tersebut segera sembuh ya kawan-kawan. Bagaimana perasaan kalian mengenai salah satu korban yang hingga kejiwaannya terguncang?
Jangan lupa tinggalkan komentar, follow blog, dan G+, ya? Kalo info ini bermanfaat buat kamu. Nanti akan langsung saya follback buat yang komentar langsung. Bisa juga follow twitter @anis_sa_ae dan FP Anisa AE biar dapat update info tiap hari ^^v
All picture by: Google
6 Comments. Leave new
Astagfirullah 🙁 semoga para korban meninggal dalam keadaan Syahid. Aamiin … dan semoga yang ditinggalkan diberi ketabahan dan kesabaran.
Aamiin ya rabbal alamin 🙂
Kalo kulit putih yang ngelakuin cuma di cap 'penjahat' atau 'pembunuh', bukan teroris. biadab memang.
Bener banget kak
Bikin shock memang peristiwa ini. Semoga saudara-saudara muslim di NZ senantiasa dalam lindungan Allah subhanahu wata'ala.
Aamiin ya rabbal alamin kak 🙂