Anisa AE – Kau harus mengatakannya hari ini juga, San!” Sandra menggelengragu. Dari tadi Rimanda mendesak untuk menyatakan perasaan itu. Pagi-pagi sekali, Rimanda ke rumah Sandra dan menghiasi wajah sahabatnya itu dengan bedak dan makeup natural tipis. Lumayan, bekas jerawat Sandra sedikit tertutupi. Namun, rasanya gerah. Sandra yakin, riasan ini tidak tebal, tetapi tetap saja membuat pori-pori kulit tidak bisa bernapas lega. Lagipula, ada-ada saja Rimanda. Untuk apa berdandan di acara pengumuman kelulusan seperti ini?
di sana. Sandra dan Rimanda berjalan cepat, berusaha menerobos kerumunan itu. Sempat terlihat ekspresi kebahagiaan mereka yang dinyatakan lulus. Ada yang berpelukan dengan teman yang lain, ada yang sujud syukur, ada yang berteriak heboh, dan lain sebagainya.
dengan nilai rata-rata delapan. Tidak terlalu buruk.
Namun, penglihatan tidak mungkin berbohong. Sosok itu nyata, tengah berdiri berhadapan dengan Rimanda.
hati ini tertoreh luka, tidak akan bisa sembuh dengan mudah. Ibarat cermin yang pecah berderai, tidak akan pernah bisa utuh seperti sedia kala. Seperti itulah Sandra. Seperti kebenciannya pada Papa yang membekas sampai sekarang, itulah yang dirasakan pada Rimanda kini. Mama terkhianati oleh suami, sementara Sandra terkhianati oleh sahabat sendiri.
pemenang? Jika dunia selalu berpihak pada pengkhianat, Sandra berpikir, lebih baik ia menjadi bagian dari mereka. Menjadi perusak hubungan orang agar bisa mendapatkan cinta yang ia mau.
Jangan lupa tinggalkan komentar, follow blog, dan G+, ya? Kalo info ini bermanfaat buat kamu. Nanti akan langsung saya follback buat yang komentar langsung. Bisa juga follow twitter @anis_sa_ae dan FP Anisa AE biar dapat update info tiap hari ^^v