Anisa AE – Sasha kali ini tidak mengambil bekal di kelas. Sebenarnya setiap hari, ibunya selalu membuatkan bekal untuk makan siang. Biasanya Sasha memakannya pada jam istirahat kedua. Jam istirahat pertama digunakannya untuk meminjam di perpustakaan, nantinya di jam kedua, dia akan makan sambil membaca novel. Setelah selesai makan, dia mengulang pelajaran yang diberikan oleh guru, juga mengerjakan PR. Novelnya dilanjutkan dibaca di rumah, setelah mengulang pelajaran terakhir.
Langkah kecilnya menuju kantin, diambilnya satu roti dan satu gelas air mineralppp, lalu memasukkan uang di kotak. Di sini ada kantin kejujuran. Di mana tiap kue ada label harganya. Para murid tinggal ambil kue dan membayarnya, memasukkan pada kotak yang tersedia. Namun, untuk makanan berat ada penjualnya sendiri. Misalnya bakso dan mie ayam. Tak jarang murid-murid melebihkan uang pembayaran, walau masih ada juga yang malah mengambil tanpa membayar.
Setelah mengambil tempat duduk di pojok taman, Sasha menikmati rotinya dengan membaca novel. Taman terletak tak jauh dari kantin, seumpama ingin makan berat, dia bisa dengan mudah berjalan ke san. Setelah membaca beberapa halaman, serta makanan yang dia beli habis, sampai telinganya mendengar murid-murid di kantin ramai.
“Huuu Bu Sofia curang!” teriak salah satu siswi yang bisa ditangkap oleh telinganya.
Kepala Sasha mendongak. Dilihatnya para murid yang tidak masuk kelas bergerombol di kantin membantuk lingkaran. Penasaran, Sasha menutup novelnya. Dibawanya novel itu dan juga bungkus makanan dan air mineral. Dibuangnya sampah di tempatnya, lalu menuju kerumunan.
Tanpa bertanya, Sasha melihat ke dalam kerumuman, dia membetulkan kacamatanya, memastikan pandangannya. Dilihatnya Brama tersenyum sambil memandang Sofia, sementara wanita itu menjelaskan pada murid-muridnya.
“Bu, ikut gabung juga dong.”
“Kalian kan udah gabung!” kata Sofia sambil mengibaskan rambutnya.
“Yaelah Bu Sofia. Kita satu meja aja ya makannya?”
“Jangan satu meja, nanti saya jadi kenyang, tak jadi makan,” kata Brama sambil tersenyum menggoda.
“Huuuu Pak Brama! Emang pingin berduaan dengan Bu Sofia, ya?”
“Hancur hati adek, Bang! Kamu hancurkan dalam sekejap mata!”
“Hush hus pergi sana! Kalian gak masuk kelas?” Sofia menghalau murid-murid centilnya.
“Pak Brama, jawab dong pertanyaannya. Emang Pak Brama pingin berduaan sama Bu Sofia?”
“Iya nih Pak Brama! Gak asik ih!”
Brama tersenyum manis, “Kalian boleh kok duduk di sini. Tapi apa kalian tega sama saya? Saya jadi gak bisa makan lho. Karena liat kalian aja, rasanya sudah kenyang. Nanti malah salah masukin gula dan garam karena gak fokus liat wajah kalian yang cantik.”
“Waaaa!!!” teriak murid-murid berbarengan.
“Nah kan Pak Brama bukan milik Bu Sofia. Jadi, kami bisa gabung dong! Yeeey!” Murid-murid tadi langsung duduk bersama di meja Brama dan Sofia.
“Masih ada kesempatan dong buat jadi pacar Pak Brama?”
Brama tersenyum, tidak menggeleng maupun mengangguk. Dia hanya tersenyum sambil memainkan alis dan bola matanya, terlihat tampan.
“Pak Brama udah punya pacar apa belum sih?”
“Belum. Gak ada yang mau sama Bapak.”
“Bohooong! Bapak cakep juga. Apa jangan-jangan Bapak maunya yang cantik pake banget? Bisa milih lho, Pak. Di sini anaknya cantik-cantik, seksi lagi!”
“Kalian jangan godain guru! Guru sama murid gak boleh pacaran!” Sofia jengah mendengar pertanyaan murid-muridnya. Baru kali ini para siswi terlihat sangat kecentilan pada guru mereka. Biasanya mereka centil pada kakak kelas, ketua basket, atau murid tampan lainnya.
“Kalo sekolah gak tau, kan gak apa-apa, Bu.”
“Iya nih, Bu Sofia sirik banget.”
“Tuh mi ayamnya udah datang. Kalian mau sekalian pesan juga? Saya yang bayarin.” Brama berkata sambil melihat ke arah penjual yang membawa dua mangkuk mi, untuknya dan Sofia.
“Wih, Pak Brama selain cakep, baik hati dan gak pelit, ya? Makin suka deh sama bapak!”
Brama tersenyum saat para siswi mulai menuju ke arah penjual untuk memesan makanan favorit mereka. Pandangannya langsung terpaku pada Sasha yang melihatnya tanpa berkedip. Sasha sudah ada di sana sejak tadi.
“Kamu mau makan juga? Pesan aja di kantin, nanti saya yang bayar,” kata Brama pada Sasha yang tak dijawab sama sekali.
Sasha berbalik, pergi meninggalkan kantin. Jam pelajaran pertama akan berakhir. Dia harus masuk kelas untuk mengikuti ulangan yang tinggal satu jam pelajaran.
“Dasar lelaki playboy. Semua digombalin! Hadeh, pake ngaku gak punya pacar juga!” Sasha bersungut-sungut di perjalanan menuju kelasnya.
“Belum. Gak ada yang mau sama Bapak. Hadeh, ucapan apaan tuh? Iyalah gak ada yang mau, judes gitu. Bisa mati kaku pacaran ma dia.” Sasha masih saja bersungut.
“Pesen aja di kantin, nanti aku yang bayar. Idih. Gak usah dibayarin juga aku bakal beli sendiri. Kaya’ aku gak punya duit aja buat beli di kantin. Dia itu sok banget jadi guru baru. Mentang-mentang disukai murid-nurid!” Sasha tak berhenti berkata sampai dia berada di depan kelasnya.
Guru langsung memberikan soal saat gadis itu masuk. “Kurang satu jam pelajaran, cepat kerjain.”
Sasha mengangguk, “Terima kasih, Pak.”
Tak menunggu lama, saat guru berkata jika jawaban harus dikumpulkan, Sasha sudah berdiri, ikut mengumpulkan. Tiga puluh soal sudah dikerjakannya dalam satu jam pelajaran.
“Lain kali jangan ketinggalan masuk saat jam mata pelajaran saya. Jika guru lain bisa memberikan toleransi, saya tidak!”
“Iya, Pak.” Sasha mengangguk lagi, lalu kembali ke tempat duduknya.
“Ini berlaku untuk siapa pun. Tidak hanya Sasha. Saya tak ingin ada yang telat. Tepat waktu adalah satu hal yang perlu dilakukan oleh tiap muslim. Tepat waktu dalam segala hal, khususnya dalam beribadah. Kalian paham?”
“Iya, Pak!”
💐💐💐💐💐
Sasha melihat jam tangannya, dia menunggu di terminal. Biasanya sopir tak pernah telat menjemput, bahkan selalu menunggu lebih dulu. Dia duduk di samping penjual es degan langganannya. Sudah segelas es degan sudah tandas dan berpindah ke dalam perutnya.
“Belum dijemput juga, Non?” tanya penjual es sambil mengibaskan topinya.
“Belum, Pak. Biasanya juga nunggu di sini, kok lama, ya?”
“Coba ditelpon, Non.”
Sasha menepuk keningnya sambil tertawa. “Oh iya-ya, kenapa gak kepikiran buat telepon, ya?”
Sasha mengeluarkan ponselnya, menghubungi ibunya. “Bu, kok Pak Sopir belum jemput Sasha?”
“Lho? Kamu kan pulang bareng Brama?”
“Siapa yang bilang? Sasha nunggu di terminal sendirian nih!” Sasha menyandarkan kepalanya di tembok. Sungguh jengkel rasanya telah menunggu sekian lama.
“Ini Ibu sama Pak Sopir lagi di rumahnya Brama. Tadi, Mama Brama udah telepon ke Brama buat barengin kamu pulang ke sini.” Suara Widya mulai membuat Sasha mengerucutkan bibir.
“Brama gak ngomong apa-apa tuh sama Sasha! Mungkin malah udah pulang dari tadi. Ya udah Sasha pulang sendiri aja naik ojek.” Nada suara Sasha terdengar marah.
“Ini Brama belum pulang kok. Ya udah gak usah ngambek. Kamu naik ojek aja, langsung ke rumah Brama, ya? Mama kasih alamatnya di WhatsApp.”
Sasha menutup teleponnya, lalu menunggu pesan WhatsApp dari ibunya. Benar saja sopir tidak menjemput, mereka semua ternyata telah berkumpul di keluarga Brama.
Tin tin. Sebuah mobil merah menyala sudah berhenti di depan penjual es degan sebelum Sasha sempat membuka aplikasi. Sasha menoleh, dilihatnya kaca mobil terbuka dan Brama melihatnya.
“Masuk!” Satu kata yang diucapkan lelaki itu.
Dengan wajah ditekuk, Sasha membayar esnya, lalu menuju mobil. Dia membuka pintu mobil penumpang di belakang, lalu meletakkan punggungnya di sandaran. Tak ada keinginannya untuk duduk di samping Brama. Duduk di samping lelaki menyebalkan yang sudah membuatnya menunggu terlalu lama.
Brama menatap Sasha dari kaca spion tengah mobil di depannya. Gadis itu memalingkan muka sambil membetulkan letak kacamatanya. Mobil melaju tanpa ada pembicaraan di antara mereka.
💐💐💐💐💐
Alhamdulillah sudah part ini.
Brama nyebelin banget, ya? Seperti Kutub Utara, dingin uy sama Sasha. Mau dibawa ke mana lanjutan cerita ini?
Buat teman-teman yang tidak punya Instagram, bisa berteman dengan saya di Facebook juga lho.
Link akun :
🏵️https://facebook.com/AnisaAeKepompong dengan nama FB : Khoirun Nisa.
🏵️ Instagram : @anisa.ae dan @anisabooks
🏵️ Twitter : @anis_sa_ae
🏵️ Web : anisae.com
Jangan lupa tinggalkan komentar, follow blog, dan G+, ya? Kalo info ini bermanfaat buat kamu. Nanti akan langsung saya follback buat yang komentar langsung. Bisa juga follow twitter @anis_sa_ae dan FP Anisa AE biar dapat update info tiap hari ^^v