Anisa AE – Pagi tadi saat bangun tidur, saya dikagetkan oleh sebuah SMS yang meminta tolong untuk menanyakan pada percetakan langganan tentang bukunya. Saya kaget. Ada masalah apa dia dengan percetakan tempat saya cetak buku?
Saya langsung telepon dia untuk minta penjelasan. Apalagi dia adalah salah satu dari lini AE. Memang saya membebaskan tiap lini untuk mencari percetakan sendiri. Apalagi mengingat bahwa percetakan yang dulu sering bermasalah.
Ternyata dia mencetak buku pada Penerbit ‘****’ dan belum selesai. Padahal sudah bulan lalu. Dia minta saya untuk tanya ke percetakan, apa ‘****’ itu mencetak di percetakan yang sama dengan saya atau punya percetakan sendiri? Hasilnya, iya. Tapi buku ditahan karena si ‘****’ belum membayar biaya cetak dan sulit untuk dihubungi.
Well, saya pun pernah mengalami hal ini, bahkan sampai dua bulan. Untungnya penulis tidak terlalu cerewet dan percetakan benar-benar mau bertanggung jawab sampai buku selesai semua.
Lini tersebut sangat kecewa karena sudah membayar biaya cetak di awal dengan lunas. Sayangnya pihak percetakan tetap tidak mengizinkan saya untuk ambil alih buku tersebut sebelum ‘****’ melunasi semua biaya. Saya sangat mengenal lini itu, kami sudah sering tatap muka dan saling berkunjung, mulai dia sebelum menikah, sampai mau punya anak.
Saya pun sangat mengenal admin percetakan beserta ownernya, hampir tiap hari kami WA dan BBM selama 3 tahun ini, jelas saya tahu bagaimana mereka. Tak habis pikir dengan ‘****’, berapa hutangnya kok buku sampai ditahan oleh percetakan?
Biasanya buku akan tetap dikirim walau biayanya kurang 1 juta karena pasti akan saya lunasi max 3 hari seelah buku dikirim. Sepertinya tidak hanya kepada saya, tapi juga yang lain. Sangat disayangkan sikap penerbit ‘****’ tersebut.
Lini langsung menghubungi ‘****’ dan minta penjelasan, tapi ‘****’ tetap bersikeras buku sudah dikirim dan resi ada di percetakan miliknya yang sedang libur. Jika buku belum selesai Rabu depan, akan dikembalikan semua uangnya. Well, ini bukan masalah uang, tapi kepercayaan penulis pada lini.
Lini sudah mengancam akan mengunggah kasus ini di daftar merah penerbit bermasalah, tapi si ‘****’ sepertinya sama sekali tidak masalah. Huft, sedih rasanya mendengar kasus seperti ini paa lininya AE.
Seharusnya saya tak ikut campur urusan ini, tapi dia adalah lini saya, dan ‘****’ juga cetak di percetakan yang sama dengan saya. Jelas sudah siapa yang berbohong dalam hal ini. Semoga saja masalah ini segera clear. Tidak hanya masalah ini, tapi juga masalah ‘****’ dengan penulis-penulis yang lain, khususnya para BMI.
Jangan lupa tinggalkan komentar, follow blog, dan G+, ya? Kalo info ini bermanfaat buat kamu. Nanti akan langsung saya follback buat yang komentar langsung. Bisa juga follow twitter @anis_sa_ae dan FP Anisa AE biar dapat update info tiap hari ^^v
16 Comments. Leave new
Waah. Repot tuh kalau begitu.
Semoga cepat selesai urusannya, Mba.
Iya, aamiin. 🙂
sakitnya tuch dikantong kalau sudah terjadi kaya gini pastinya 🙂
Heheheh, jadi penyakit kanker
haha, jadi riweh banget ya
Iya nih 😀
sebagai salah satu insan yg cukup berpengalaman dengan dunia tulis-menulis dan cetak-mencetak, mungkin mbak nisa bisa share tips atau advice supaya kita yg mau cetak tidak mudah tertipu 🙂
InsyaAllah 🙂
wahh repot banget kayaknya 🙁
Gak ada yang repot kok kalau sesuai prosedur 🙂
Gak usah disensor min gpp biar tahu siapa nama tuh orang yang kagak bertanggung jawab.
Hehehe, tidak ingin menghancurkan nama baik seseorang. 🙂
saya belum paham masalah seputar penerbitan mbak, jadi si lini ini penerbit ya mbak? bingung,hehehe
Iya, lini itu anak penerbit induk.
terimakasih infonya sangat bagus 🙂
Sama-sama