Pada Zaman Babylonia, yaitu:
- Thales (624-546 SM). Ia diberi gelar sebagai Bapak Filsafat ,karena Ia adalah orang yang pertama berfilsafat. Salah satu jasanya yang besar adalah meramal gerhana matahari pada tahun 585 SM. Hasil pemikiran Thales yang terkenal adalah berpendapat bahwa dasar pertama atau intisari alam ialah air. Sebagai ilmuwan pada masa itu ia mempelajari magnetisme dan listrik yang merupakan pokok soal fisika. Juga mengembangkan astronomi dan matematika dengan mengemukakan pendapat, bahwa bulan bersinar karena memantulkan cahaya matahari.
- Pythagoras (582 SM–496 SM). Beliau juga di kenal sebagai ‘’ Bapak Bilangan’’, dan salah satu peninggalan Pythagoras yang terkenal adalah ‘’Teorema Pythagoras‘’. Selain itu, dalam ilmu ukur dan aritmatika ia berhasil menyumbang teori tentang bilangan, pembentukan benda, dan menemukan antara nada dengan panjang dawai. Selain sebagai penggagas filsafat bilangan, Pythagoras juga dikenal baik sebagai penemu hukum geometri atau teorema yang berguna untuk menentukan panjang sisi miring dalam segitiga.
- Socrates (470 SM -399 SM). Ia adalah orang pertama yang memperkenalkan cara berpikir induktif dan membuat definisi universal. Cara berpikir ini kemudian dikenal sebagai metode Sokrates. Ia juga orang pertama di dunia yang mengemukakan bahwa di dalam diri manusia terdapat jiwa/ rohani. Ia menyadari bahwa jiwa jauh lebih penting daripada tubuh fisik dan jiwa tidak akan mati. Karena penemuannya inilah, banyak orang menganggapnya sebagai Bapak Psikologi Rasional.
Pada Zaman Pertengahan, yaitu:
- Ali Husayn bin Abdullah bin Sina atau Ibnu Sina (980-1037 M). Namanya lebih dikenal dalam tradisi Latin sebagai Avicenna. Dia adalah seorang filsuf muslim, ilmuan, dan dokter kelahiran Persia, sekarang Iran. Ibnu Sina juga dikenal sebagai penulis produktif yang sebagian besar karyanya membahas tentang logika, sastra dan kedokteran.
- Al Farabi (870 M-950 M) Beliau adalah seorang komentator filsafat Yunani yang berkontribusi dalam bidang matematika, filosofi, pengobatan, bahkan musik. Beliau telah membuat berbagai buku tentang sosiologi dan sebuah buku penting dalam bidang musik yaitu kitab Al-musiqa. Selain itu, karyanya yang paling terkenal adalah Al-Madinah Al-fadhilah (kota atau Negara utama) yang membahas tentang pencapaian kebahagian melalui kehidupan politik dan hubungan antara razim yang paling baik menurut pemahaman dengan hukum ilahian Islam.
- Al-Khawarizmi (780 M – 850 M) Hasil pemikirannya berdampak besar dalam bidang matematika yang terangkum dalam buku pertamanyanya yaitu Al-jabar. Selain itu karyanya adalah Al-kitab Al-mukhtasar fi hisab Al-jabr wa’al-muqalaba (buku rangkuman untuk kulturasi dengan melengkapkan dan menyeimbangkan), kitab surat Al-ard (Pemandanganan Bumi).
Baca juga : Fenotik dan Fenomik dalam Fonologi Bahasa Indonesia
Pada Zaman Modern, yaitu:
- John Locke (1632). Ia seorang filosof inggris kelahiran Wrington. Filsafatnya bisa dikatan anti metafisika. Ia menerima keraguan semetara yang diajarkan descrates juga melokan tentang metode deduktifnya dan menggantinya dengan generalisasi menjadi menjadi penggalaman menjadi induksi. Bahkan Locke menolak akal (reason). Ia hanya menerima pemikiran yang matematis dengan metode induksi
- Immanuel Kant (1724) Sejarah filsafat adalah sejarah pertarungan akal dan iman dalam memperebutkan dominasi dalam mengendalikan jalan hidup manusia. Kant adalah seorang filosof yang mampu mendudukan kembali kedudukan masing-masing dari akal dan iman pada posisinya masing-masing. Kant berhasil menghentian sofisme modern. Dari sinilah Kant mendapat tempat yang lumayan dalam sejarah filsafat.
- Rene Descartes (1596 – 1650). Ia sebagai Bapak Filsafat Modern. Ahli ilmu pasti ini menemukan bahwa system koordinat terdiri atas dua garis lurus X dan Y dalam bidang datar, dimana garis X letaknya horizontal dan disebut dengan sumbu X atau Axis. Sedangkan garis Y tegak lurus terhadap sumbu X dan garis Y disebut dengan sumbu Y atau ordinat.Descartes juga memperkenalkan metode berpikir deduktif logis yang umumnya diterapkan untuk ilmu alam.