(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
Stanford |
Anisa AE – Sebenarnya apa sih terapi ozon itu? Pasti banyak yang bertanya-tanya tentang hal itu ketika membaca artikel Jantung dan Stroke? Oh No!. Yup, awalnya, saya pun bingung apa itu terapi ozon. Sampai banyak mencari di google tentang apa itu terapi ozon.
Sebanyak yang saya ketahui, ozon adalah lapisan atmosfer yang mengelilingi bumi dan saat ini makin menipis karena banyaknya polusi udara, sementara tidak diimbangi dengan penanaman tumbuhan untuk mengurangi polusi tersebut. Yup, Anda sependapat dengan saya?
Ozon yang digunakan untuk terapi kesehatan dan kecantikan ini berasal dari molekul gas oksigen dan oksigen tunggal (O3). Molekul-molekul tersebut memiliki sifat tak stabil yang dapat melepaskan salah satu atom oksigen untuk proses oksidasi.
Nah, oksidasi ini yang membuat ozon mampu membunuh kuman dan bakteri, menetralkan racun, serta mampu menghilangkan bau tidak enak yang ditimbulkan oleh zat-zat dalam tubuh. Wah, sangat menarik, kan?
Banyak sekali kegunaan terapi ozon untuk kesehatan dan kecantikan, metodenya pun beragam. Saat ini, sudah ada banyak tempat terapi ozon di Jakarta. Di Jawa Timur sih belum. Namun, dalam praktik di klinik kecantikan anti aging Stanford Medical Center, terapi ozon memiliki dua metode yaitu secara apheresis (dialisis) dan dengan menggunakan metode saline infusion. Metodenya kedengaran rumit, ya? Tidak juga.
Proses Apheresis |
Untuk memperoleh hasil maksimal, umumnya pihak stanmed merekomendasikan terapi ozon apheresis. Prosese apheresis sendiri dengan memasukkan ozon langsung lewat darah melalui sebuah mesin. Hingga terjadi oksigenisasi dalam sel darah dan mempercepat penyerapan manfaat dalam kulit sebagai anti aging. Ini merangsang regenerasi sel-sel kulit serta sel-sel jaringan lainnya yang telah rusak untuk digantikan dengan sel-sel baru. Ini yang membuat kulit menjadi lebih segar, cerah dan nampak awet muda.
Terapi ini berlangsung kurang lebih 1 jam. Darah dikeluarkan melalui vena di salah satu tangan menggunakan selang yang kemudian dialirkan ke mesin dialiser. Setelah dialiri ozon, darah dimasukkan kembali melalui selang lain yang terhubung dengan vena di tangan lainnya. Jangan salah, semua dilakukan dalam kondisi sadar, di mana pasien bisa melihat perbedaan darah antara kedua selang sebelum dan sesudah diberi ozon.
Pasien yang melakukan Apheresis |
Darah yang mengalir masuk akan terlihat lebih segar dan bersih daripada darah yang keluar. Sementara dalam selang lainnya yang belum diozon, nampak gumpalan plak-plak darah lainnya. Hal ini karena darah yang sudah diberi ozon mengandung oksigen tinggi untuk memperbaiki sirkulasi darah agar lancar.
Kenapa saya merekomendasikan tempat ini? Karena Klinik Stanmed Center yang bertempat di Jalan Hang Lekir Raya No. 9 Jakarta Selatan ini sangat nyaman. Apalagi tempat ini menggunakan konsep home therapy ala rumah khas di Bali. Ketahuan banget kalau saya pingin ke Bali. Hehehe.
Tempat yang nyaman |
Selain mengutamakan kenyamanan, tempat ini juga terjaga kebersihannya. Mau pilih terapi sambil tidur atau duduk di sofa, itu terserah pasien. Petugasnya pun ramah, pastinya juga cantik-cantik.Tak hanya itu, tempat ini juga dikunjungi oleh para artis yang sangat memperhatikan tubuhnya untuk melakukan terapi ozon sebagai anti aging. Juga sudah pernah masuk ke berbagai stasiun televisi nasional. Tak perlu ragu lagi, kan?
Enno Lerian di Stanford |
Info lebih lanjut, Anda bisa langsung klik di www.stanfordcenter.com
Jangan lupa follow blogku dan tinggalkan G+, ya? Kalo info ini bermanfaat buat kamu. Bisa juga follow twitter @anis_sa_ae biar dapat update info tiap hari ^^v
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
4 Comments. Leave new
Wah baru tahu kalau ada terapi ozon. Di lombok belum ada kali yaa
Belum tahu Mbak kalau di lombok. 😀
JAdi muda lagi dong, habis terapi ozon gitu ya. Tapi agak ngeri ih lihatnya kalo aku yang terapi
Hehehe kenapa ngeri, Mbak ?:D