(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
Berbagi dan menginspirasi.
Tanaman di Depan Mushola |
Anisa – Siapa yang tak mengenal buah melon? Salah satu jenis buah yang sangat digemari, apalagi saat cuaca panas seperti ini. Aroma dan warnanya yang menggugah selera membuat setiap orang menelan ludah ketika melihatnya.
Tapi tidak untukku. Walau melon sangat menawan, aku harus bisa menahan diri untuk memakannya, daripada nanti harus istirahat di tempat tidur berjam-jam karena tensi darah turun. Tensi darahku normal 100/90-90/80. Jika berani makan buah ini, semangka, atau mentimun, harus siap 80/60.
Bayam di Samping Kiri Tempat Wudhu |
Kali ini Ibunda tercinta menanam melon di samping rumah. Setelah sebelumnya ditanami talas (mbote) bayam, bunga pukul empat, dan bunga melati. Talasnya telah dipanen, lalu diganti dengan melon. Kalau bayam dan bunga melati tak pernah diganti karena itu tanaman kesukaan Asma.
>
Yup, yang pernah ke rumahku pasti tahu ada berapa tanah kosong di samping rumah, tepat di gang menuju samping mushola dan samping kanan tempat wudhu. Ukurannya pun hanya 1×0,5 meter. Kata Ibunda, daripada tanahnya dibuat sembunyi kotoran kucing, mending ditanami. Benar juga sih, ya, walaupun hanya ditanam ala kadarnya.
Di samping kiri tempat wudu pun oleh Ibunda diubah menjadi lahan bayam dengan meletakkan tanah yang dikelilingi batu bata merah. Tak luas sih, hanya 0,5×0,3 meter. Hasilnya? Tak perlu ke pasar jika ingin memasak sayur bayam yang sangat baik untuk menambah darah. ^^v
Bayam dan Laos |
Dulu di depan rumah ditanami pohon katuk (yang daunnya melancarkan asi), namun karena banyak hal (termasuk ruang tamu yang dijadikan kantor AE) tumbuhan itu pun dibabat habis. Padahal di Kepanjen sangat sulit menemukan daun tersebut. Apalagi para tetangga selalu meminta pada kami. Sayur bening dari daun ini tak kalah enak dari bayam.
Sayangnya sekarang hanya ada 2 pohon jambu (jambu merah dan jambu bangkok), pohon sirsak, pohon rambutan (daunnya pun habis karena dianggap menutupi banner AE), pohon pepaya, 2 rumpun serai (biasa buat kare). Jangan bayangkan pohon-pohon besar. Karena lahannya sangat sempit (pinggir jalan raya, tanpa pagar), tanaman pun tak bisa membesar. Tapi alhamdulillah menghasilkan banyak buah dari pohonnya, tinggal petik deh.
Cabai, Pandan, dll di Samping Kanan Rumah |
Di samping kiri rumah (bagian depan) ada tanaman bayam dan laos. Bayam lagi, bayam lagi. Iya nih, Ibunda paling suka menanam bayam, selain banyak manfaatnya, cepat juga tumbuhnya. Bohong ding … selain Asma, aku dan suami juga suka makan bayam. Ups, ralat. Hampir seluruh keluarga suka. ^^v
Di samping kanan rumah (bagian depan) ada tanaman cabai, pandan, jeruk nipis, lidah buaya, dan … lagi-lagi bayam. Xixixi. Jadi teringat Popeye deh.
Yup, yang mampir ke rumah pasti betah berlama-lama di ruang tamu karena hawanya yang dingin, walaupun di pinggir jalan raya. Ulah siapa lagi kalau bukan Ibunda dengan bermacam-macam tanamannya. Ibuku memang kreatif dan tak bisa diam, ada saja yang dilakukan dengan tanaman dan tanah. Ibunda keren … go green banget deh. ^^v
Jangan lupa follow blogku dan tinggalkan G+, ya? Kalo info ini bermanfaat buat kamu. Bisa juga follow twitter @anis_sa_ae biar dapat update info tiap hari ^^v
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
6 Comments. Leave new
Baru tau kalau bayam bisa tumbuh di tanah biasa seperti itu. Saya kira harus di tanah luas dan gembur. Good idea! 🙂
Bayam bisa di mana-aja, asal gembur. ^^
Jadi ingin berkebun.. 🙂
Monggo Mak. ^^
wah, hobi ibunda bisa menghasilkan juga ya, minimal mengamankan kebutuhan sayuran hehe.
Betul banget. Kan lumayan. Hehehehe 😀