Sebagai penulis, pasti seneng banget kalo tau bukumu terpajang di toko-toko buku, apalagi sampai di pinggir jalan. Wah wah, ada rasa bangga terselip ketika mengetahui hal tersebut.
Halaman pada buku bajakan |
Namun, bagaimana jika buku yang dipajang di toko buku dan yang dijual di pasaran adalah buku bajakan? Hiks, pasti sangat sedih. Merasa gak dihargai sebagai seorang penulis, apalagi penulisnya hanya dapat royalty 10% dari buku yang laku dijual. Eh malah ada pihak lain yang langsung mengcopy dan menyebarluaskan. Ih …. Sebel banget.
Masalahnya, terkadang malah banyak pembaca yang membeli buku seperti ini hanya untuk memuaskan dahaga karena rasa penasaran pada isi cerita. Ada juga yang malah tertipu membelinya. Maksud hati ingin membeli yang murah, eh, kebetulan ketemu yang murah. Apa daya sesampainya di rumah malah kecewa karena bukunya adalah bajakan. Sebel juga, kan?
Tahun kemarin, saya beli buku di Stadion Kanjuruhan. Karena sudah terbiasa membeli buku di sana untuk resep masakan dan cerita anak, saya pun membeli buku karya Tere Liye dan A. Fuadi. Saya sangat yakin buku itu bukan bajakan jika melihat dari plastik yang membungkus dan harga yang ditawarkan oleh penjual cukup mahal. Sempat terjadi tawar-menawar yang cukup alot.
Sesampainya di rumah, saya sangat kecewa ketika mendapati bukunya adalah bajakan. Niat mau begadang membaca buku pun kandas begitu melihat isi dan kertasnya. Karena memang terbiasa dengan buku yang asli, saya pun bisa membedakan kedua jenis buku tersebut. Namun, masih saja kecolongan oleh sikap penjualnya.
Halaman Buku Asli |
1. Harga
Nah, bagi yang belum pernah bertemu dengan buku bajakan, Anda bisa mengenalinya lewat pandangan pertama. Harga yang ditawarkan di sampul depan buku tersebut. Jika harganya sangat miring daripada di pasaran, sudah tentu buku itu bajakan. Apalagi jika buku tersebut sedang booming atau best seller.
2. Jenis kertas
Jika sampul plastik pembungkusnya sudah sedikit terbuka, Anda bisa mengecek dari kertas isinya. Coba dilihat jenis kertas tersebut, buram, bookpaper, atau HVS. Nah, buku bajakan biasanya memakai kertas yang kualitasnya masih di bawah standar kertas buram atau menggunakan kertas buram.
3. Sampul buku
Jika sampulnya benar-benar sudah terbuka, Anda bisa melihat dari jenis sampul bukunya. Biasanya tidak memakai laminasi doff ataupun glossy, langsung polosan, lebih buruk dari kertas foto. Seperti kertas sertifikat yang mencetak sendiri. Jenis kertasnya pun lebih tipis daripada yang asli.
4. Tinta
Setelah sampulnya dicek, cek isinya. Jika tinta di dalam buku tersebut timbul tenggelam dan kurang jelas, bisa dipastikan buku bajakan. Karena buku yang asli pasti hasil cetakannya pun bagus. Pastinya juga memakai jeni kertas yang berkualitas.
Yup, setelah mengenali buku bajakan dan yang asli, saya harap tidak ada pembaca yang membeli buku bajakan. Karena selain merugikan penulis dan penerbitnya, juga merugikan Anda sendiri sebagai pembaca.Kenapa? Karena mata Anda akan bekerja lebih keras untuk membaca isi dari buku tersebut. Xixixi.
Jangan lupa follow blogku dan tinggalkan G+, ya? Kalo info ini
bermanfaat buat kamu. Bisa juga follow twitter @anis_sa_ae biar dapat
update info tiap hari. ^^v
6 Comments. Leave new
Bner kak lebih baik mengeluarkan uang yang banyak untuk bacaan yang berkualitas dibanding mengeluarkan uang sedikit tapi bacaanya ga bagus . Cek blog ku juga ya kak gameryopaskal.blogspot.com
Iya. 🙂 Siap ….
wahhh aku jadi pengen punya buku, mb nisha ini punya publishing gitu ya..
kalo yang bajakan biasanya yang deket dg kampus mb, karena buku matkul yang asli mahal, jadi dimanfaatkan tukang bajak, secara kertas, kualitasnya memang jauh,,burem pulaa, kadang huruf tumpuk
Hehehe, iya. AE Publishing punyaku.
Makasih mbak. Bermanfaat
sama-sama