Arbitrer dan Konvensional Dalam Sifat Bahasa
Sifat-sifat bahasa yang ditemukan oleh Chart (2012) ada 13.
- Bahasa sebagai sistem
- Bahasa berwujud lambang
- Bahasa berupa bunyi
- Bahasa bersifat arbitrer
- Bahasa itu bermakna
- Bahasa bersifat konvensional
Baca juga : Fenotik dan Fenomik dalam Fonologi Bahasa Indonesia
- Bahasa bersifat unik
- Bahasa bersifat universal
- Bahasa bersifat produktif
- Bahasa bervariasi
- Bahasa bersifat dinamis
- Bahasa sebagai alat interaksi sosial
- Bahasa adalah identitas penuturnya
Kali ini saya akan membahas sifat bahasa nomor 4 dan 6, yaitu arbitrer dan konvensional. Arbitrer sendiri berasal dari arbitrary yang artinya selected at random and without reason (dipilih secara acak tanpa alasan). Artinya adalah seenaknya, asal bunyi, tidak ada hubungan antara kata-kata sebagai simbol dengan yang disimbolkannya secara logis.
Misalnya saja saat menyebut tempat yang kita gunakan produk itu dengan sebutan kursi, mengapa tidak disebut dengan meja atau yang lainnya.
buy wellbutrin online blackmenheal.org/wp-content/languages/new/mg/wellbutrin.html no prescription
Kita tidak dapat menjelaskan mengapa benda tadi dilambangkan dengan kursi dan bukan yang lainnya. Begitu juga dengan alas kaki yang kita sebut dengan sepatu tetapi menjadi shoes dalam bahasa Inggris.
Pada sifat bahasa ini kita mengetahui ketiadaan hubungan antara lambang dengan yang dilambangkannya.
buy strattera online blackmenheal.org/wp-content/languages/new/mg/strattera.html no prescription
Itulah mengapa di dalam bahasa Jawa lambang yang terang bahasa Indonesia berbunyi kuda tetap disebut saran dan bukannya kuda, di Inggris akan disebut horse.
Baca juga : 3 Ilmuwan pada Zaman Babylonia, Zaman Pertengahan, dan Zaman Modern
Akhirnya bunyi yang arbitrer tadi akan menjadi suatu kebiasaan sampai menjadi peraturan atau menjadi suatu sistem.
Selanjutnya adalah konvensional. Jika arbitrer terletak pada hubungan antara lambang bunyi dengan konsep yang ditambahkan maka konvensional terletak pada kepatuhan penutur bahasa untuk menggunakan lambang itu sesuai dengan konsep yang dilambangkannya.
Misalnya saja pengguna bahasa Indonesia memahami konsep berani, adil, jujur, tolong-menolong, dan kasih sayang.
buy augmentin online blackmenheal.org/wp-content/languages/new/mg/augmentin.html no prescription
Jika konsep tersebut dilanggar akan terjadi kegagalan komunikasi.