Anisa AE – Anak adalah hal yang sangat berharga untuk kita, ya walaupun anak itu hanya titipan Allah, tapi kita wajib menjaga dan memberikan yang terbaik untuk mereka. Canda tawa mereka adalah pelipur di kala gundah dan lara. Bahkan senyum anak-anak bisa menghilangkan penat. Seperti kedua anak saya.
Memang saya sering jengkel dengan sikap Asma yang menggoda adiknya. Tapi hal itu dengan cepat berganti senyum saat dia mengajak bermain sang adik dan memperlakukan dengan sayang. Adiknya pun begitu, selalu mencari sang kakak jika tak ada. Walau sering dijahili, dia tak pernah marah maupun dendam, selalu mencari keberadaan sang kakak lagi. Mereka adalah cahaya di dalam rumah kecil saya.
Namun, anak-anak yang sehat tidak dimiliki oleh teman saya, Izi (Zainul Arifin) Dia diberi seorang putra yang bernama Nevan, hasil dari pernikahannya dengan Mia. Bertempat tinggal di Pakis, Malang.
Nevan memiliki penyakit hati yang sangat langka sejak dia berumur 1,5 tahun. Saat itu, belum diketahui penyakit apa, padahal sudah periksa ke dokter. Perutnya membuncit dengan benjolan agak keras. Hingga sampai dia berumur 4 tahun, baru diketahui bahwa Nevan menderita penyakit kolestasis. Salah satu penyakit hati yang diderita oleh satu dari lima belas ribu anak.
Orang tua mana yang tak hancur hatinya ketika mendengar sang buah hati menderita penyakit tersebut? Apalagi saat kadar albumin dalam darahnya rendah, tubuhnya bengkak dan lebam. Orang tua mana yang tega melihat anaknya seperti itu?
Kemarin hari Minggu tanggal 22 Oktober 2017, saya bersama teman-teman mengunjungi kediaman Izi. Ingin memantau secara langsung bagaimana kesehatan Nevan saat ini. Miris, kulitnya menguning, tubuhnya kurus dengan perut yang membuncit. Tak ada senyum di bibirnya, dia sibuk bermain smartphone milik sang ibu. Ah, hanya itu mainannya selama ini karena dia pun jarang keluar rumah.
Izi sudah berkali-kali membawa Nevan berobat. Mulai dari rumah sakit, sampai pengobatan alternatif. Jika mendengar info soal pengobatan yang katanya memberikan hasil, Izi langsung mendatangi tempat tersebut bersama Mia dan Nevan.
Pernah diberi kabar oleh dokter bahwa mungkin itu hanya penyumbatan pembuluh, perlu operasi ringan untuk mengambil penyumbatan tersebut. Namun ada pula yang mengatakan harus cangkok hati.
Segala upaya pasti dilakukan oleh orang tua untuk anaknya, termasuk menyedot cairan di perut Nevan sekitar 600cc. Saat pengambilan cairan tersebut, Nevan tidak dibius agar tidak sakit dua kali. Mendengar cerita Izi, perut saya langsung mulas membayangkannya. Perutnya langsung dicoblos dan cairannya disedot. Tentu saja Nevan menangis kesakitan. Hal tersebut sudah dijalani Nevan dua kali. Bahkan ada yang berkata bahwa umur Nevan tidak akan panjang.
Ah, saat menulis ini, air mata saya menetes satu per satu. Tak sanggup rasanya harus membayangkan jika anak saya yang mengalami hal tersebut. Bisakah saya bertahan? Apalagi saat mendengar bahwa Izi dan Mia harus realistis. Dapat uang dari mana untuk membawa berobat Nevan sampai operasi? Apalagi dengan pekerjaan yang hanya sebagai buruh pabrik. Hati saya terasa dicabik-cabik.
Lalu Izi bertanya kepada BPJS soal pengobatan Nevan. Bisa dibantu oleh BPJS, tapi tidak bisa dicover semuanya. Misal pengobatan Nevan dicover, penanganan dan pengobatan orang tua sebagai pendonor tidak dicover. Kabar terakhir, livernya sudah mulai mengeras dan Nevan akan menjalani operasi cangkok hati di RSCM Jakarta yang biayanya sekitar 1M.
Nevan akan berangkat ke Jakarta untuk operasi setelah mendapat surat rujukan dari RS. Rencananya setelah mendapat rujukan, mempersiapkan keperluan keberangkatan, dan langsung memesan tiket ke Jakarta. Untuk di Jakarta sendiri, nantinya akan berada di rumah singgah selama dua minggu, sambil mencari kontrakan. Perkiraan, Nevan akan menjalani pengobatan selama empat sampai delapan bulan, bahkan bisa lebih, tergantung bagaimana kondisi Nevan.
“Zi, kamu siap jika nanti harus memberikan sebagian hati untuk Nevan?” tanya saya padanya.
“Pasti siap! Kami akan lakukan apa pun untuk Nevan, agar dia bisa sembuh!” jawab Izi yang diikuti anggukan kepala oleh Mia.
Belum tahu siapa dari kedua orang tua Nevan yang akan mendonorkan hatinya untuk cangkok. Tapi, siapa pun yang nantinya cocok dengan Nevan, mereka sudah siap memberikan sebagian hati mereka untuk Nevan. Saya tak sanggup membayangkan anak sekecil itu menjalani operasi dan sakit selama bertahun-tahun.
Dengan tulisan ini, saya berusaha mengetuk hati pembaca sekalian, khususnya teman-teman saya sesama blogger dan penulis agar membagikan sedikit rezekinya untuk Nevan. Anggaplah uang untuk membeli bakso di langganan bisa lebih bermanfaat untuk orang lain, khususnya Nevan.
Untuk donasi, bisa ditransfer a.n Khoirun Nisaul Abidah
BRI : 3152-01-00204050-9
MANDIRI : 900-002007431-7
BCA : 123-059-7193
MANDIRI : 900-002007431-7
BCA : 123-059-7193
Harap tambahkan kode angka 5 di belakang (xx.xx5).
Semoga rezeki kita semua semakin dilancarkan oleh Allah, apa yang kita inginkan dicukupi, dan membebaskan kita semua dari riba.
Minimal kita mendoakan yang terbaik untuk Nevan, karena saya percaya bahwa doa baik akan kembali pada yang mendokan. Bisa juga share tulisan ini agar banyak yang tahu keadaan Nevan dan ikut terketuk hatinya untuk berdonasi.
6 Comments. Leave new
Ya Allah,sedih rasanya…
semoga Nevan segera diangkat penyakitnya,Aamiin
Amiiin …. 😀
Semoga dana cepat terkumpul,ortunya di sehatkan, nevan pun kuat menjalani prosesnya
Aamiiin … 🙂
Semoga Nevan bisa segera sembuh dan segala usaha orang tuanya dimudahkan. Aamiin
Amin, semoga ya 🙂