Anisa AE – Entah apa yang ada di pikiranku hingga menuliskan ini. Kepala rasanya mau pecah. Tak ada tempat sampah untuk meletakkan segala duka dan lara selain blog. Curhat lagi? Iya.
Seharusnya bulan ini saya bahagia. Mempunyai seorang bayi perempuan yang cantik dan juga lucu. Seharusnya ….
Namun pasca operasi ini membuat saya terlalu banyak mengeluh. Well, walau saya tahu mengeluh pun tak akan berguna.
Mulai dari kakak, Asma, suami, bahkan sampai Ibu. Semuanya terasa salah. Kakak yang (dari dulu) sudah berubah, Asma yang mulai rewel dan tak bisa mandiri karena ada ayahnya, suami yang membantu pekerjaan rumah, sampai Ibu yang sakit. Uh ….
Baca Juga : Lihatlah Aku, Kak
Asma memang selalu manja dan sifat mandirinya hilang tatkala ayahnya ada di rumah. Biasanya mandi sendiri pun mulai minta dimandikan. Makan sendiri juga minta disuapin. Belum lagi permintaannya yang aneh-aneh saat melihat sesuatu yang baru. Belikan ini-itu. Semua itu terjadi ketika suami ada di rumah dan saya merasa menjadi korban, harus bekerja lebih giat untuk mengabulkan permintaannya.
Kalau suami di rumah, tentu saja tidak bekerja. Mengerjakan segala sesuatu yang biasanya saya kerjakan. Mulai dari memasak, mencuci baju, mencuci piring, sampai menyapu rumah. Ya tahu sendiri bagaimana kalau lelaki yang mengerjakan pekerjaan rumah, banyak tidak beresnya dan lama. 🙁
Biasanya jam 7 pagi sudah selesai masak dan Asma sudah sarapan sebelum berangkat sekolah, kali ini dia harus berangkat hanya dengan minum susu. Sedih rasanya. Ingin sekali semua saya kerjakan sendiri agar cepat beres dan bisa me time. Mengerjakan pekerjaan di AE dan ngeblog seperti biasanya. Sayangnya kondisi pasca operasi tidak memungkinkan saya melakukan semua hal itu. Ah, betapa lemahnya saya. 🙁
Well, sudah seminggu ini Ibu sakit, tapi tidak mau ke dokter. Awalnya cuma batuk kering, sampai akhirnya demam dan tak bisa bangun dari tempat tidur. Sudah berkali-kali saya katakan agar pergi ke dokter, sayangnya hanya dianggap angin lalu. Sementara di rumah hanya ada saya, adik, suami, Asma, dan debay.
Adik tentu sibuk dengan pekerjaannya, Kakak hanya sesekali datang, itu pun setelah hari ke-4 ibu sakit. Suami mengurusi saya, Asma, dan debay. Dapat dibayangkan betapa repotnya dia ketika saya berkata akan ke kamar mandi maupun memenuhi permintaan Asma. Di sini saya merasa sangat lemah, apalagi uang jaga-jaga semakin menipis. Belum untuk sepasaran dan selapan debay juga. 🙁 Seharusnya saya bisa kerja untuk memenuhi kebutuhan hidup kami. Bahkan melihat laptop pun rasanya enggan. 🙁
Sayangnya, saat ini saya tambah sakit. Batuk kering sangat menyiksa, mungkin tertular dari Ibu. Coba bayangkan, saya harus batuk sambil menahan sakit dan nyeri bekas operasi. Hasilnya, bekas operasi yang sudah membaik, saat ini mulai terasa nyeri lagi. 🙁 Aaahhh kenapa saya harus sakit juga sih? Di situ saya merasa sangat tidak berharga.
Mau ke dokter juga percuma. Saya bisa saja sembuh, tapi nanti tertular Ibu lagi. Ibu tetap dengan pendiriannya yang tak mau ke dokter. Mending kalau saya saja, bagaimana kalau menular ke debay dan Asma juga? Sungguh, pingin rasanya guling-guling di depan Ibu agar mau ke dokter.
Kakak masih mending hanya melihat Ibu sesekali, resiko tertular sangat sedikit, bagaimana dengan saya dan debay? Sungguh saya jengkel dengan keras kepala yang ada di Ibu. Takut apa coba? Apa mau semakin parah? Apa mau orang serumah sakit semua? 🙁
Sekarang ke Adik. Dia sudah tahu Ibu sakit, tapi pulang kerja gak langsung pulang, malah main PS dengan teman-temannya. Menginap di rumah Bibi di Gondanglegi dan bisa dihitung berapa jam dia di rumah dengan membuka mata.
Bagaimana tidak pecah rasanya kepala saya? 🙁 🙁 🙁 Mungkin saya terlalu lelah, perlu jalan-jalan menenangkan hati dan otak. 🙁
Jangan lupa tinggalkan komentar, follow blog, dan G+, ya? Kalo info ini bermanfaat buat kamu. Nanti akan langsung saya follback buat yang komentar langsung. Bisa juga follow twitter @anis_sa_ae dan FP Anisa AE biar dapat update info tiap hari ^^v
28 Comments. Leave new
Pukpukkk.. sabar ya mba. Semoga lekas pulih dan kondisi normal lagi kek semula. Aamiin
Aamiin
Sabarr, Mbak
Tetep semangattt
Makasih
Oalah yang sabar Nis. Coba minta tolong kerabat yang disegani ibumu untuk pergi ke dokter. Atau kamu panggil mantri aja ke rumah.
Ayo Nis yang kuat dan tabah yo, aku yakin kamu pasti bisaa..!!
Makasih 🙁
Ujian bgt ya bun rasanya. sekelumit beban dihadapi sedangkan keadaan lg lemah krna pasca operasi. bunda nisa yang kuat ya 🙂 Semangattt bunda nisa.
makasih 🙂
Sabar mbak
iyaa
Kuat harus kuat demi diri sendiri dan anak2. Ibunya harus ada orang ketiga yang membujuk
iya mbk 🙂
Sabar ya mba nisa, semoga ibu segera sembuh dan mba nisa tetap diberi kekuatan…
Aamiin, makasih
Sing sabar yo, Mbak Nisa. Dibicarakan baik2 aja dgn saudaranya, kalau Mbk Nisa butuh bantuan antar ibu.
iya mbk
*peluk* sabar ya mba… semoga lekas pulih selepas operasinya ya…
aamiin, makasih
Sabar ya Mbak, semoga lelahmu bisa menjadi berkah. Aamiin.
Aamiin 🙂
Semoga lekas pulih ya mbak, keluarganya juga sehat semua, aamiinn
Aamiin, makasih doanya
Dokternya ngga bisa dipanggil ya, mbak Anisa? Kadang orang tua memang seperti itu mbak, kalau saya yang susah ke dokter itu bapak, mau sakit kayak apa tetap nggak mau ke dokter. Untung ada dokter yang mau dipanggil meskipun bayarnya agak mahal.
Sabar ya mbak Anisa, setiap cobaan pasti ada jalan keluarnya. Mungkin ibu harus diberi pengertian juga, kalau bisa menularkan ke debay. Biasanya nenek tuh akan melakukan apa saja buat cucunya.
Alhamdulillah sekarang Ibu udah baikan kok.
Sabar n tawakal, usaha n do'a, hnya itu yg bs kita lakukan mbak Nisa… smua ada hikmahnya
Lekas sembuh ya mbak, semoga lancar smuanya
Mbak Nisa pasti bs melalui ini smuanya, tetap semangat… salam berkelimpahan
Aamiin, makasih doanya.
Sabaaar mbk, semua akan indah pada akhirnya
Aamiin, semoga 🙂