Dalam Diam
Aku masih
termenung di sini, menunggumu datang. Di tempat pertama kita bertemu, seperti
janji kita dua tahun yang lalu. Ya, aku merindukanmu. Merindukan sosok lembut
dan jilbab panjang yang selalu menutupi dadamu. Tak hanya itu, parasmu yang ayu
memancarkan segalanya, keindahan hatimu juga. Bagiku, semua adalah keindahan
dari Tuhan yang diperlihatkan untukku.
termenung di sini, menunggumu datang. Di tempat pertama kita bertemu, seperti
janji kita dua tahun yang lalu. Ya, aku merindukanmu. Merindukan sosok lembut
dan jilbab panjang yang selalu menutupi dadamu. Tak hanya itu, parasmu yang ayu
memancarkan segalanya, keindahan hatimu juga. Bagiku, semua adalah keindahan
dari Tuhan yang diperlihatkan untukku.
Kuperhatikan senja yang mulai turun
perlahan, biasnya memanjakan mata yang mulai kelelahan. Mentari semakin
tenggelam, kembali pada peraduan, tapi aku tetap berada di sini. Menunggumu.
Kau pasti akan datang, seperti janjimu. Janji yang kau ucapkan beberapa bulan
yang lalu. Aku percaya, kau pasti akan menepati janjimu.
“Assalamualaikum, Mas.” Kudengar
sebuah sapa di telingaku, suara merdumu.
sebuah sapa di telingaku, suara merdumu.
Aku tersenyum, semanis mungkin.
Menurutku.
Menurutku.
“Sudah lama aku menunggumu, Dik.”
Kamu tersenyum, tapi terasa hambar
oleh pandanganku. Senyummu tak seperti dulu, apa mungkin kau telah berubah?
oleh pandanganku. Senyummu tak seperti dulu, apa mungkin kau telah berubah?
“Aku tahu, tapi tak seharusnya Mas
menungguku.” Bagai dipukul palu hatiku.
menungguku.” Bagai dipukul palu hatiku.
Bukankah kita sudah berjanji akan
bertemu di sini? Kenapa kau berkata seperti itu? Apa karena kepergianku dua
tahun yang lalu? Aku tak mengerti pada sikapmu, padahal cinta dan hatiku tetap
untukmu.
bertemu di sini? Kenapa kau berkata seperti itu? Apa karena kepergianku dua
tahun yang lalu? Aku tak mengerti pada sikapmu, padahal cinta dan hatiku tetap
untukmu.
“Apa yang terjadi, Dik? Kenapa kau
berubah?”
berubah?”
“Bukan aku yang berubah, tapi
dirimu. Aku tak ingin kau menyiksa hatimu karena cintamu padaku. Aku telah
bahagia, Mas. Aku telah mendapatkan penggantimu,” ujarmu pelan sambil
menundukkan kepala.
dirimu. Aku tak ingin kau menyiksa hatimu karena cintamu padaku. Aku telah
bahagia, Mas. Aku telah mendapatkan penggantimu,” ujarmu pelan sambil
menundukkan kepala.
Aku terhenyak. Tidak! Bukankah kita
berjanji akan menjalin tali ikatan yang suci?
berjanji akan menjalin tali ikatan yang suci?
“Kembalilah ke alammu. Di sini bukan
tempatmu. Aku akan selalu mendo’akan Mas, sampai kapan pun.” Kau tersenyum
sambil menengadahkan wajahmu. Ada bulir bening di sudut matamu.
tempatmu. Aku akan selalu mendo’akan Mas, sampai kapan pun.” Kau tersenyum
sambil menengadahkan wajahmu. Ada bulir bening di sudut matamu.
“Aku mencintamu, Dik … !”
“Aku juga, tapi aku telah menemukan
kehidupanku setelah kepergianmu. Kau telah membuatku hampir gila karena
kecelakaan itu. Aku kini telah menjadi milik orang lain. Tidak seharusnya Mas
berada di sini.” Kau menyusut air matamu yang telah jatuh.
kehidupanku setelah kepergianmu. Kau telah membuatku hampir gila karena
kecelakaan itu. Aku kini telah menjadi milik orang lain. Tidak seharusnya Mas
berada di sini.” Kau menyusut air matamu yang telah jatuh.
Aku diam.
Tak ada yang bisa aku lakukan unuk
mencegah kepergianmu. Dunia kita memang berbeda, tapi kau masih mau menemuiku
untuk menepati janjimu. Kau masih mau menemuiku dan melihat wajahku walau
tubuhku penuh darah dan kepalaku hampir hancur. Aku kagum pada ketangguhanmu.
mencegah kepergianmu. Dunia kita memang berbeda, tapi kau masih mau menemuiku
untuk menepati janjimu. Kau masih mau menemuiku dan melihat wajahku walau
tubuhku penuh darah dan kepalaku hampir hancur. Aku kagum pada ketangguhanmu.
“Assalamualaikum, Mas.” Kau
melangkah pergi.
melangkah pergi.
Aku termangu, masih dalam diamku,
memerhatikan lagkahmu yang semakin jauh meninggalkanku. Kembali aku melihat
langit yang telah pekat, seperti hatiku. Aku mencintaimu, Dik. Selamanya.
memerhatikan lagkahmu yang semakin jauh meninggalkanku. Kembali aku melihat
langit yang telah pekat, seperti hatiku. Aku mencintaimu, Dik. Selamanya.
*cerita ini terdapat dalam buku L.O.V.E terbitan AE Publishing
Bisa didapatkan di toko buku TOGAMAS dengan harga 35.000 atau bisa membeli ke saya langsung dengan diskon dan tanda tangan dari saya 😉
Bisa didapatkan di toko buku TOGAMAS dengan harga 35.000 atau bisa membeli ke saya langsung dengan diskon dan tanda tangan dari saya 😉