Anisa AE – Haduh, saya sepertinya agak ketinggalan berita yang baru-baru ini memanas. Bagaimana bisa seseorang anak sekolah tega menganiaya gurunya sendiri? Memperihatinkan, sungguh. Saya geram sendiri dengan anak yang nggak punya sopan santun, apalagi sampai berani menganiaya gurunya sendiri.
Yang patut disalahkan bukan gurunya yang tidak bisa mendidik, tapi juga orang tua si anak yang tidak bisa menanamkan norma sopan santun pada si anak. Kasihan kan, guru yang seharusnya dihormati malah mendapatkan perlakuan tidak baik dari muridnya. Tidak hanya sekali dua kali lho murid menganiaya gurunya.
Kasus yang baru-baru ini terjadi dan menjadi viral adalah penganiayaan guru Ahmad Budi Cahyono yang masih berusia cukup muda, yaitu 26 tahun oleh siswa berinisial MH yang berusia 17 tahun. Menurut berbagai sumber yang saya ketahui, peristiwa ini berawal dari cek-cok saat jam pelajaran terakhir sekitar jam 1 siang.
Guru Ahmad dan Istrinya |
Guru Ahmad Budi diketahui mengajar seni rupa di SMA N 1 Torjun, Kabupaten Sampang, Madura. Saat beliau sedang menerangkan pelajaran, MH diketahui telah membuat ricuh di dalam kelas. Kata beberapa temannya, MH bahkan sibuk mengganggu teman-temannya dan tidak mendengarkan guru Ahmad Budi yang berada di depan kelas.
Karena geram dengan kelakuan MH yang sudah diberitahu agar tidak ricuh tapi tetap tidak mendengarkan dan malah mencoret-coret gambaran teman-temannta, guru Ahmad pun mendatangi MH dan mencoret wajahnya dengan cat warna, bermaksud agar MH bisa diam setelahnya.
Tapi tanpa diduga, si MH malah kalap dan nggak terima dengan perlakuan guru Ahmad lalu dengan spontan membogem guru Ahmad tepat di belakang lehernya. Melihat kejadian ini, para siswa mencoba merelai keduannya. Hingga guru Ahmad dan MH di bawa ke kantor kepala sekolah untuk disidang.
Memang tak terdapat luka luar yang terlihat, oleh karenanya, kepala sekolah mengizinkan guru Ahmad untuk pulang beristirahat. Setelah beberapa saat, kepala sekolah mendapat kabar jika Pak Ahmad telah dilarikan ke rumah sakit karena tidak sadarkan diri.
Istri Korban, masih sangat muda |
Pak Ahmad mengaku sakit dibagian lehernya hingga beliau pingsan, sempat dilarikan beberapa saat setelahnya menuju RSUD. DR. Soetomo Surabaya untuk mendapatkan pertolongan. Namun naasnya, sang guru tidak dapat tertolong. Guru Ahmad Budi Cahyono menghembuskan nafasnya pada Kamis 1/2/2018 pukul 21.40 WIB.
Sungguh sangat disayangkan, guru Ahmad Budi Cahyono bahkan hanya sebagai guru honorer yang menerima upah sebesar 400 ribu per bulannya. Karena tindakan murid kurang ajar sampai-sampai beliau merenggang nyawa dan meninggalkan istrinya yang diketahui masih hamil 5 bulan. Sianit Sinta, Istri guru Ahmad Budi berusia 23 tahun, bahkan tak menyangka jika suaminya akan meninggal secepat ini.
Banyak kecaman masyarakat dan netizen mengenai kasus ini, saya pun dibuat geram olehnya. Bagaimana tidak, siswa yang jelas-jelas telah membunuh seorang guru ini tidak mendapatkan hukuman setimpal. Menurut berbagai sumber, MH hanya direhabilitasi, tidak dipenjarakan. Kenapa bisa begitu? Bukankah MH sudah berusia 17 tahun dan bisa diproses secara hokum atas tindakannya ini? Saya pun juga berfikiran seperti itu. Bagaimana si MH dengan enaknya hanya direhab atas tindak pidana ini, bahkan MH masih diperbolehkan mengikuti UASBN.
(Kiri : MH) (Kanan : Guru Ahmad Budi) |
Hell ya, apa-apaan ini, bahkan netizen pun tak terima dengan keputusan ini. Banyak yang meminta agar MH mendapat hukuman penjara, agar dia jera dengan perbuatannya. Bukankah jika MH tidak dipenjara, dia nggak akan kapok, dan berpotensi mengulangi perbuatannya? Komentar beberapa akun di sosmed yang ramai-ramai meminta keadilan untuk guru Ahmad Budi.
Pihak kepolisian mengatakan dengan gamblangnya, jika sampai MH dipenjara, itu akan merusak masa depan MH. Jadi dengan berat hati, hukumannya hanya sebatas rehabilitasi untuk menghilangkan sifat kriminalnya itu.
Sekarang di otak saya ada tanda tanya besar, gimana MH mau jera, jika dia tidak dihukum? Pasti dia bakal menganggap enteng dan remeh perbuatannya yang sampai menghilangnkan nyawa orang. Satu lagi, bagaimana dengan keluarga korban? Perasaan istri guru Ahmad yang melihat jika pelaku pelenyapan suaminya tidak mendapatkan hukuman. Saya jujur kecewa, seharusnya MH bisa dipenjara, agar anak lain juga tidak tiru-tiru kelakuan kurang ajar MH.
Semoga saja kasus ini bisa ditangani dengan lebih lanjut, agar keadilan bisa ditegakkan. Yang membuat saya sedikit bahagia adalah kepedulian pemerintah bagi istri dan calon anak guru Ahmad yang masih dalam kandungan. Kabarnya si calon anak ini akan mendapatkan beasiswa untuk pendidikannya kelak, juga guru Ahmad yang sudah wafat akan diangkat menjadi PNS.
Syukur Alhamdulillah jika pelaku juga mendapatkan hukuman setimpal yaa. Satu lagi yang perlu ditindaki adalah game kekerasan yang di dalam game itu mengajarkan seorang murid untuk memukul gurunya. Sangat unfaedah dan tidak bermoral, dengan tidak langsung, game ini mengajarkan murid untuk melakukan kekerasan pada gurunya.
Saya lupa apa nama gamenya, yang jelas saya harap jika game seperti ini dicekal agar tidak dimainkan oleh anak-anak di negri ini. Juga agar orang tua lebih memeperhatikan perilaku anak, supaya tidak sampai menyalahi aturan dan norma-norma hukum. Kita sebagai orang tua harus waspada dengan pergaulan anak zaman sekarang bukan?
Jangan lupa tinggalkan komentar, follow blog, dan G+, ya? Kalo info ini bermanfaat buat kamu. Nanti akan langsung saya follback buat yang komentar langsung. Bisa juga follow twitter @anis_sa_ae dan FP Anisa AE biar dapat update info tiap hari ^^v
24 Comments. Leave new
Aduh…terus dipikir..tu anak gak ngerusak masa depan keluarga guru…
Miris ..sepertinya anak dirumah sering berrilaku kasar juga ke orang tua…
Iya Mbak, aku juga miris. Anak zaman sekarang krisis moral.
Untung saja saya masih bujang ya.
Bujang maksudnya nggak punya tanggungan gitu? Wkwkwk.
Duhhh saya jaman sekolah juga badung tapi selalu punya respek yang besar sama guru.
Mudah2an kejadian ini bisa jadi pelajaran buat semua orang!
Semoga sang guru diampuni semua dosanya selama di dunia dan mendapat tempat yang indah di sisi Allah SWT!
Amiin YRA ^^
Saya tahu berita ini tapi saya baru tahu kalau si pelaku tidak dipenjara. Sungguh sangat disayangkan. Semoga tak ada lagi kasus serupa.
Aku juga gitu Mbak, miris ya 🙁
Ealaaahh… Aku baru tahu loh mbak kalo hukumannya cuma rehabilitasi doank. Hadeeeh. Aku jadi tambah negatif thinking nih ama polisinya. Jangan2..??? Yaaa semoga pikiranku salah.
Lha iya itu Mbak, aku juga gak nyangka banget.
Wah ganti wajah lagi templatenya nih. Sebenarnya saya lebih suka yang kemarin hanya model hurufnya saja dibuat standar biar enak dimata.
Wah ini berita vira tapi telat ya?
Saya tidak bisa berkomentar banyak karena sudah banyak yang mewakili keresahan saya.Saya juga pernah menjadi guru honorer, saat iu masih 200ribu.
Udah lama ini ganti tamplate, hehehe.
Semoga generasi penerus bangsa tidak hancur moralnya, kalo hancur, negara ini akan makin mudah dijajah… Hiks.
Iya betul, prihatin dengan moral anak zaman sekarang.
ini ya yang lagi viral beritanya..
beda sekali generasi sekarang sama dulu.
sekarang murid di tegur guru dikit aja g terima, kadang malah bapakx nyamperin gurunya n negur balik itu guru.
kalo dulu, orangtua saya berterima kasih ke guru saya jika saya mendapat hukuman.
Iya betul, kalau sekarang anak ngerasa dibela ortunya, jadi ya gitu se enaknya.
Konon katanya yang aniyaya guru ini anak kepala pasar, tau sendiri kelakuan orang pasar itu gimana -_-' jangan2 dia terinspirasi dari bapaknya
kok mirip kayak sinetron2 ya..^^
Kurang tahu sih, dia anak orang pasar apa bukan.
Sinetron apa coba? -.- Sinet kek begini pasti bikin darah tinggi dah.
Aku sedih denger berita ini. Sekarang makin menjadi-jadi ya.
Cuma di coret sampe segitunya, semoga pak Gurunya mendapat tempat terbaik di sisi Allah SWT.
Al Fatihah
Amiin YRA ^^
Dulu guru sangat dihormati seperti orang tua sendiri, tapi sekarang sebaliknya, nggak diajeni ya mbak.
Iya seharusnya kalau sudah 17 tahun sudah bisa diproses hukum untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya. Kalau tidak bisa dihukum dengan berbagai pertimbangan, seharusnya orang tua yang bertanggungjawab. Supaya anak juga tahu bahwa perbuatannya itu bisa menyeret orang tua juga. Itu sih pendapat saya aja mbak..
Innalilahi wa inna ilaihi rojiun ya kak Annisa.. Semoga almarhum pa guru budi mendapatkan tempat yang layak di sisi Allah.. Memang tidak mudah menjadi guru dengan tanggung jawab yang besar, namun gaji yang tidak sebanding dengan pengorbanannya.. Semoga suatu saat nanti pemerintah bisa memberikan gaji yang layak untuk guru honorer ya kak. Aminn