(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
Berbagi dan menginspirasi
Apa kabar? Jumpa lagi di PROFIL. ^^v Kali ini saya akan menuliskan profil mantan admin grup Antologi Es Campur yang saat ini telah menjadi editor di sebuh penerbitan mayor. Pastinya sudah pada tahu, dong? J Yups, dia adalah Radindra Rahman.
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
Pria lulusan S1 Pendidikan Bahasa Inggris, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muria Kudus ini menggeluti hoby menulis sejak duduk di bangku sekolah. Berawal dari iseng-iseng menulis puisi. Hingga di bangku kuliah ia masih suka menulis di kertas sebelum punya komputer. Itu pun hanya iseng-iseng sudah menghasilkan 3 novel meskipun acak-acakkan karena masih berbentuk tulisan tangan.
Akhirnya, saat di bangku perkuliahan, motivasi menulis itu ada lagi ketika ngelihat hasil karya si ibu dosen. Jadi deh mulai menulis dan menulis sampai sekarang. Hingga pada tahun 2010, ia bekerja freelance menjadi editor dan penulis. Ia juga bergabung di banyak grup kepenulisan di facebook. Namun, hanya grup Antologi Es Campur saja yang paling ia ingat sebab baginya grup tersebutlah yang telah membesarkan namanya. (Cie … :D)
Radindra Rahman sudah menerbitkan 60 lebih buku antologi yang diterbitkan oleh penerbit indie. Salah satunya tergabung dalam buku kumpulan cerpen yang akan diterbitkan oleh penerbit mayor. Di tahun ini, ada beberapa buku antologi yang hendak diterbitkan. Harapannya di tahun ini ia ingin menerbitkan buku di penerbit mayor. Untuk judul, bisa dicek langsung di fanpage: Radindra Rahman. Karena, masih ada beberapa buku yang akan terbit namun belum juga diproses.
Pihak keluarga sangat mendukung Radindra Rahman dalam menggeluti dunia kepenulisan. Bahkan keluarga juga memfasilitasi jika ia ingin menerbitkan buku melalui jalur indie. Namun, uang penjualan buku tidak ia kantongi secara pribadi sebab sebagian ia berikan kepada orang tuanya.
Sukanya jadi penulis menurut Radindra Rahman adalah ketika naskah terbit lalu dibaca semua orang, dapat honor, dan dikenal orang. Kalau dukanya, ketika ikut event, tapi naskah yang katanya akan segera terbit tidak diproses juga bertahun-tahun. Baginya tindakan tersebut sangat mengecewakan karena itu berarti karyanya tidak dihargai. Apalagi kalau sampai dicuri pihak-pihak tidak bertanggung jawab, ia benar-benar merasa tidak ikhlas.
Nah, berikut ini adalah tips menulis dari Radindra Rahman. Pertama, ada niat dan kemauan, terus belajar, dan jangan patah semangat. Menulis saja apa yang ingin ditulis. Tidak usah pikir bagus atau tidaknya. Urusan EYD, belakangan. Kedua, harus bisa membagi waktu antara menulis dan keluarga. Caranya cukup sederhana.Kalau mau nulis, ya, nulis. Kalau merasa bosan, kumpul-kumpul bersama keluarga sekalian mencari inspirasi lagi untuk menulis. Sedangkan pesannya untuk para penulis lainnya adalah jadilah penulis yang bisa menghargai karya orang lain. Ciptakan duniamu sendiri. Tidak usah ikut-ikutan karena kamu itu hebat. Yups, setuju dengan Radindra Rahman.
Jika membicarakan tentang impian, menurutnya manusia tidak akan pernah merasa puas. Tapi ia sangat bersyukur karena impiannya untuk menjadi editor di penerbitan mayor sudah bisa dicapai meskipun dalam meraihnya cukup menguras perasaan dan energi. Untuk ke depannya ia ingin terus belajar agar kemampuannya meningkat dan bisa membahagiaan orang tua.
Jika ingin mengenal Radindra Rahman lebih lanjut, bisa menyapanya di:
· FB 1: Radindra Rahman
· Twitter: @radindrarahman
Psssttt, aku dapat kirimina dari si Radind lho. Gak tau kiriman apa, barange belum datang. Hahahah
Jangan lupa follow blogku dan tinggalkan G+, ya? Kalo info ini bermanfaat buat kamu. Bisa juga follow twitter @anis_sa_ae biar dapat update info tiap hari ^^v
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
2 Comments. Leave new
bangga punya teman si Radin…
great……….
*give applause*
apalagi aku. ^^v