(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
Janda Bukan Cita-Cita |
Berbagi dan menginspirasi
“Oww … dia janda. Pantes ….”
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
Menyedihkan ketika mendengar ucapan-ucapan seperti itu berseliweran di gendang telinga. Lagi-lagi wanita yang selalu dianggap salah jika ada keretakan di dalam rumah tangga. Kurang baik dalam melayani suami, tidak bisa membawa diri, kurang dalam segala hal.
Padahal janda tidak hanya perceraian, ada pula yang pasangannya diambil oleh Yang Maha Esa. Lantas, kenapa tidak ada yang menyalahkan Tuhan hingga membuat si wanita tersebut menjadi janda? Menyedihkan ketika menyadari hal seperti itu.
Melihat tetangga dan teman saya yang sudah janda atau mulai menajdi janda membuat saya tersenyum sedih. Berharap tak ada ucapan miring tentang para janda-janda tersebut, toh ucapan tersebut selalu ada, apalagi jika yang menjadi janda adalah seorang wanita yang saya kenal pendiam dan alim, ya, lebih baik daripada saya, begitupun dengan mantan suaminya.
Perceraian itu adalah jalan yang diberikan Allah ketika dua hati dan dua pemikiran sudah tidak bisa disatukan kembali. Memang Allah membenci perceraian, tapi tetap membolehkan hal itu terjadi. Itu adalah hal yang memudahkan di dalam Islam. Toh kalau sudah tidak ada kecocokan, kenapa harus diteruskan? Ya, walaupun lagi-lagi wanitalah yang selalu disalahkan.
Awal pernikahan, tidak ada seorang pun yang membayangkan akan berpisah, apalagi jika sudah mempunyai buah dari pernikahan tersebut. Yang ada hanya pemikiran hidup bahagia dengan separuh sayap untuk terbang mengarungi samudra kehidupan dan meraih rida-Nya.
Perceraian bukan cita-cita, apalagi jika menjadi janda. Tak seorang pun wanita yang menginginkan dirinya menjadi janda. Coba tanyakan janda-janda di sekitar kalian, adakah yang mau menjadi janda ataupun bercita-cita menjadi janda? Pun saya. Namun, jika memang perceraian adalah jalan yang terbaik untuk sebuah rumah tangga, kenapa tidak? Toh banyak pasangan yang akhirnya bahagia setelah menikah dengan pilihan yang kedua.
Tidak ada istilah janda muslimah, adanya janda genit. Tidak ada istilah duda bajingan, adanya duda keren. Hm … jangan tanyakan kenapa jika memang masyarakat Indonesia seperti itu.
Ya, selalu ada rahasia di balik rahasia yang telah Tuhan tuliskan untuk kita. Semoga kita selalu dilindungi oleh Allah dari segala keburukan dan dipeluk ke dalam kasih-Nya yang tiada batas. Aamiin,
Jangan lupa follow blogku dan tinggalkan G+, ya? Kalo info ini bermanfaat buat kamu. Bisa juga follow twitter @anis_sa_ae biar dapat update info tiap hari ^^v
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
36 Comments. Leave new
di komplek saya ada kelompok tegar mandiri… yg boleh gabung hanya janda yg dtinggal meninggal, klo yg janda cerai ga bisa gabung 🙁
Ya 🙁 Padahal sama-sama jandanya.
Jleb banget judulnya..setuju, nggak ada perempuan yang bercita-cita menjadi janda. Jika takdir sudah bicara perempuan hanya bisa menerima. Nggak semua janda itu genit, jadi jangan digebyah uyah
Iya, sayang banget pandangan masyarakat sudah buruk.
ssst gue janda nih mau gak 😀
-,- Dasar
Sedih juga banyak teman2 saya yang menjadi janda. Perempuan sekarang lebih mandiri, berani cerai jika hati sudah tidak bisa menerima. Apakah itu baik atau justru kebablasan, wallahu alam, hanya mereka yang merasakan. Bagaimanapun saya tidak menjalani kehidupan mereka dan mereka tetap teman2 saya.
Iya, kita hanya bisa mendoakan 🙂
waduh… betul mak,sy juga sering denger tuh!hrs jaga mulut,hati dan pikiran ya mak…:)
Pecutan buat kita semua. 🙂 Memilih dan memilah.:)
Betul, mak. Dan kita tidak boleh menghakimi bahwa janda itu sesuatu yg negatif. Banyak yg positif dan baik hati kok:)
Iya. 🙂 Berprasangka baik saja. 🙂
Menjadi janda bukan harapan setiap perempuan pastinya. Betul mak, gak seharusnya kita berpikir negatif. Ada juga kok ibu yang sukses dan berhasil mendidik anaknya seorang diri 🙂
Iya banget 🙂
Saya sudah menyendiri selama 5 tahun lebih, meninggal karena kecelakaan, ditinggal bersama 1 anak kandung dan 2 anak tiri, alhamdulillah tidak pernah terpikir status janda yg ada di pikiran bahwa saya single parent harus kuat demi anak anak
Subhanallah. 🙂 Luar biasa Mbak Hatima.
janda semakin di depan.. bahkan janda 2 di tempat saya masih belia.. umur 20 tahunan,, mengapa bgitu saat saya tanya ke mereka.. mereka rata2 menjawab pada saat menikah mereka hnya memikirkan kenikmatan nya saja tidak memikirkan kedepan nya.. alhasil inilah akibat pernikahan dini mereka… alhasil sekarang lebih mudah mencari janda2 muda dari pada gadis muda… dan survey di tempat saya membuktikan kenapa bnyak gadis tua, ternyata akibat kalah saing dengan janda muda.. miris banget!!!!
Gak semuanya kok.
Iya benar tuh … mana ada istilah "duda genit" atau "duda gatal" yah?
Kasihan para perempuan yang terpaksa jadi janda 🙁
Iya … Miris banget deh.
perempuan memang lebih gak pede daripada cowok… Kebanyakan sih ya… makanya cepet kesundut kl ada janda (mau janda krn suaminya meninggal ataupun cerai) di lingkungan tempat tinggal… Langsung bawaannya curiga melulu
Sudah dari dulu masyarakat mikirnya gitu
Saya pun juga tidak pernah berfikiran bhwa pernikahan yang indah bisa hancur,,,
Suami yang menjadikan sya istri meninggalkan saya saat hamil,,
Apa pantas seorang wanita yang telah dijadikan istri dan mengandung dan saat saya sedang mau melahirkan suami saya tiba2 prgi dengan mantan,,
Begitu besar cobaan saya,,
Saya ditinggalkan dlm keadaan sekarat,,,dlm proses persalinan luar biasa tapi rejeki anak saya,,,
Setelah melahirkan banyak berkah,,,
Subhanallah. 🙂 Semangat dalam menjalani hidup ini, ya, Mbak? Allah pasti tahu yang terbaik.
steriotip tentang janda memang perlu dibeanrin nih. nggak selamanya janda itu negatif kayak gitu….. yap, perceraian memang bukan cita-cita.
🙂 Makasih udah mampir
janda memang bukan kemauan setiap wanita setelah menikah .. ketika menikah pasti lah pengennya sih gamau sampai cerai ataupun ditinggal meninggal suami tapi kalau sudah terjadi mau bagaimana lagi .. janda bukan aib kok ..
Iya. Sayangnya masyarakat menganggap lain
Jangankan berniat menjadi janda, membayangkan pun saya tidak pernah. Tapi ini lah yang harus saya jalani hidup tanpa pasangan.
Sabar Mbak Putri …. InsyaAllah semua ada hikmahnya. 🙂
Ibu saya pernah mengalaminya. Alhamdulillah tidak sampai aneh-aneh, dan sudah menikah lagi. Mudah-mudahan barokah.
Nyesek juga ya kalau janda selalu identik dengan label yang miring. Padahal kan masih ada yang baik.
Alhamdulillah ibunya baik-baik saja 🙂
Iya, semoga kita dijauhkan dari label seperti itu. Aamiin.
Aq punya adik ipar cowok,dya nikah lg dengan seorang janda. Dan mirisnya si janda yang di nikahi ini lah sumber perceraian adik ipar q dg istriny yang pertama, udah menyandang jd janda genit, malah gk bs jalin silahturahmi sm keluarga pula, bhkan mertua jg gk di anggap. Kl yg kyk it d namakan janda apa ya?
Entah janda apa. :v
Sisa peninggalan budaya patriarkhi mba..
Perempuan yang selalu jadi obyek, termasuk dikasih label negatif. Klo ada video mesum juga pasti perempuan yang kena..padahal pelakunya minimal dua
Makanya itu, Mbak. 🙁 Nggak adil banget rasanya.