(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
Berbagi dan menginspirasi – Sedih ketika banyak status di beranda yang menghina, mencaci, bahkan merendahkan perempuan berkhimar dengan sebutan jilboobs yang berasal dari kata jilbab dan payudara.
Padahal jilbab dan kerudung sangat berbeda. Jilbab adalah pakaian yang menutup tubuh dari atas sampai sampai bawah, baju terusan yang lebih dikenal dengan gamis atau jubah. Sedangkan kerudung adalah khimar, penutup kepala yang menutupi rambut sampai dada.
Nah, sekarang apa hubungannya wanita berkhimar dengan tubuh yang masih terlihat menonjol dengan jilbab? Kenapa dipanggil jilboobs? Apalagi sekarang istilah jilboobs ini tidak hanya menyangkut payudara, tapi juga pantat. Sepertinya beda lagi kalau memakai jilbab (baju panjang sampai kaki) dan memakai khimar yang tidak menutupi dada. Mungkin itu bisa dipanggil jilboobs.
Lepas dari arti jilboobs itu sendiri, apa pantas kita sebagai umat muslim ikut menghina mereka (para jilboobs)? Sedangkan dosa tidaknya mereka, biarlah Allah yang mememutuskan. Toh Nabi Musa pun tak tahu kenapa Nabi Khidir malah membunuh seorang anak ketika bersamanya. Bahkan seorang yang telah membunuh 100 orang pun bisa taubat dan diampuni dosanya.
Apakah kalian (para penghujat) merasa lebih baik dan lebih suci dari para jilboobs tersebut? Padahal kalian tak tahu bagaimana mereka mulai memakai jilbab. Tidak tahu masa lalu mereka, masih pemula dalam memakai jilbab atau malah memang benar menonjolkan lekuk tubuhnya. Waallahua’lam.
Bayangkan jika itu adalah foto adik perempuan, ibu, istri, tetangga, teman, sahabat, dan calon istri ketika masih di zaman jahiliyah, ketika sudah bertaubat, foto itu disebarluaskan. Bagaimana perasaan kalian? Malu? Sedih? Kecewa? Padahal kalian tahu itu adalah masa lalu mereka. Yang lalu sudahlah, patutkah diperbincangkan untuk masa depan? Sementara saat ini mereka sudah memakai jilbab (bukan khimar seperti kita) dengan jelas.
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
Seharusnya, sebagai sesama muslim, kita mendoakan mereka agar bisa sadar dan memahami arti jilbab dan khimar yang sebenarnya. Bukan malah menghina, lebih baik tak memakai khimar atau jilbab daripada memakai jilbab dengan baju ketat. Bagaimana pun, rambut adalah bagian tubuh wanita yang wajib untuk ditutupi. Bukan malah kita suruh membuka karena mereka tak pantas memakai khimar dengan baju yang ketat. Wanita walaupun berpakaian ketat pun wajib dihormati, bukan malah sok suci dengan menghakimi.
Well, saya termasuk dalam kategori jilboobs tersebut. Tidak hanya saya, tapi juga teman-teman saya yang mungkin tak bisa bersuara, bahkan terlalu malu untuk bersuara ketika banyak hinaan dan cacian. Bayangkan jika memang para wanita tersebut dianugerahi payudara yang memang besar, ditutup khimar sampai menutup dada pun tetap saja terlihat. Beda dengan wanita yang “rata”, pakai ketat pun tak kentara. Saya termasuk yang rata, tapi apakah saya akan tetap dipanggil jilboobs dengan pakaian yang saya kenakan saat ini? Setelah zaman jahiliyah usai?
Kenapa bukan foto artis saja yang dipasang sebagai jilbob? Padahal para artis tersebut adalah gurunya. Dari merekalah muncul jilboobs tersebut. Kenapa tidak ada yang menghujat para artis? Bahkan ketika mereka berpakaian dengan setengah bugil?
Ah Indonesiaku …. Cobalah mengerti tentang budaya asing yang memang sengaja dimasukkan kepada orang Islam dengan cara yang halus. Apalagi dengan niat mengadu domba dengan alasan agama. Padahal, pernahkah kita protes terhadap pakaian adat yang jelas-jelas berbeda dengan syariat Islam? Jangan tanyakan kenapa. 🙂
Bismillah, semoga Allah membuka hati kita dan mereka, agar bisa kembali ke jalan yang benar. Melindungi dari segala sifat iri, dengki, dan prasangka buruk kepada orang lain. Aamiin. 🙂
Jangan lupa follow blogku dan tinggalkan G+, ya? Kalo info ini bermanfaat buat kamu. Bisa juga follow twitter @anis_sa_ae biar dapat update info tiap hari ^^v
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
8 Comments. Leave new
Dalam pandang saya, asalkan menutup dengan longgar melewati dada akan kurang menonjol, dibanding pendek ketat, leher terbentuk. Wanita yg mau ikhlas menutup artinya ia tak mau jadi perhatian orang. Bahagia bukan, kalau kita berbusana yang Allah dan Nabi nya suka? Bersyukur jika ada yang mau mengingatkan.
Saya juga masih banyak kekurangan, tapi pengalaman, melihat saudara seiman yg berbusana muslim jins ketat,kaos ketat, dijilat pandangan laki-laki didepan saya, ia fokus kearah "b**bs" perempuan itu, saya miris! Malu pada sahabat saya yang non muslim disebelah saya yang akhirnya dia jadi membahas.
Ternyata non muslim pun memperhatikan, bahwa menutup dengan baik kelihatan lebih terjaga, nampak manis dari pada yang tanggung-tanggung.
Sayang,saya lupa judul buku yang ditulis oleh penulis muda dari Bandung. Dia wanita non muslim, tapi menulis tentang kesan yang beda dari berbagai macam model hijab yang berseliweran dimana-mana sekarang.
Kita berhusnuzon saja…ada kok yang menganggapnya itu "proses".
Itu bukan adu domba,tergantung mau menerimanya sebagai apa?
Allah maha mendengar suara hati yang paling halus.
*Just my opinion.
semoga mereka yang masih belum syar'i hijabnya segera mendapat hidayah untuk memakai hijab yang lebih baik Aaamiin
Iya Mbak Mut 🙂
Pak Abraham : Aaamiin. 🙂
akupun pake jilbab baru sebatas di kantor mba… itu juga kalo dgn seragam kantor yg emg sdkit membentuk tubuh.. Tapi kalo ngeliat wanita2 lain yg memakai baju ketat dan jilbab, ga pernah sedikitpun aku mw menjudge mrk dgn sebutan jilboobs. Kenapa? krn at least mrk ada usaha pakai jilbab..mungkin aja krn baru bljr, jd blm bisa sepenuhnya menutupi tubuh dgn bener sesuai islam kan..
masih mending mrk drpd aku yg hanya pakai saat dikantor.. nthlah kenpa org2 ini bnyk bgt yg suka menghujat tnpa sadar dirinya gmn -_-
Kita mulai dari diri sendiri. Bismillah. 🙂
Ya mudah2an ini sebagai permulaan dan seterusnya bisa berubah menjadi yang lebih baik lagi…
Aamiiin …. 😀