Assalamu’alaikum semuanya. Alhamdulillah saat tulisan ini dibuat, saya sedang berada di Madinah. Mungkin bagi sebagian orang, tulisan ini kurang bermanfaat, tapi bagi saya sangat bermanfaat. Kenapa? Karena sebelum berangkat umroh, saya mencari artikel atau tulisan kisah nyata tentang apa saja yang harus dibawa dan apa yang harus dilakukan saat umroh nanti. Nah, yuk cari tahu itu dari kisah perjalanan umroh saya!
Bawa barang apa saja dan bagaimana perjalanannya?
Alhamdulillah saat umroh ini, saya daftar bulan Juli seharga 30 juta sudah termasuk paspor, vaksin, dan juga transportasi dari rumah ke Juanda. Dapat koper besar, koper kecil, mukena, kerudung, kain seragam, syal, tas kecil hitam, dan buku panduan doa, pokoknya lengkap. Lalu beberapa hari kemudian langsung membuat paspor ke Blitar. Untuk vaksin maningitis, setelah daftar langsung vaksin saja. Takutnya buku kuning habis. Ingat, ya. Harus vaksin sampai booster dulu, baru maningitis. Jarak vaksin booster pertama dan vaksin maningitis minimal 14 hari. Oh iya, kalau mau vaksin maningitis harus punya paspor dulu. Setelah paspor jadi, langsung aja vaksin.
Saya ikut kloter 2, kloter 1 berangkat tanggal 11 September dan transit lewat Singapura terlebih dulu. Karena saya bareng Ibu yang sudah tua, akhirnya memilih berangkat dari Juanda yang langsung ke Jeddah.
Sebagai orang yang tidak berasal dari keluarga kaya, saya dan Ibu sempat tak menyangka jika akan bisa datang ke tempat ini. Apalagi waktunya pun mendadak dan semua bisa berjalan tanpa ada halangan yang berarti. Begitulah awalnya kisah perjalanan umroh ini dimulai.
Awalnya saya tidak mau bilang-bilang, langsung saja berangkat, terus pulang deh. Eh tak disangka Ibu malah undang jamaah buat mendoakan keberangkatan kami. Pas para jamaah datang, tentu saja saya tidak ada. Masih sibuk kerja sampai H-1 keberangkatan. Padahal banyak tamu yang ke rumah. Oke, ini gak boleh ditiru, ya? Sampai ada yang datang malam biar bisa ketemu sama saya. Hehehe.
Saat di perjalanan menuju Juanda, Ibu mabuk darat, sementara saya baik-baik saja. Eh pas di pesawat, ganti saya yang mabuk. Muntah 2x. Ya ampun. Untung aja sebelah saya ada bapak-bapak dari Solo yang menenangkan. Berasa sama Ayah jadinya. Jadi, buat yang mau perjalanan jauh, jangan lupa sediakan antimo. Saya sedia juga sih, tapi lupa buat minum. Hahaha, sedikit unik suka duka kisah perjalanan umroh kali ini.
Pas di bandara lumayan lama juga buat antri karena jamaah umroh itu sangat banyak. Jangan sampai lepas dari kelompok, nanti susah nyarinya. Kalau mau ke kamar kecil, baru datang ke Juanda, langsung aja ke kamar kecil biar gak nunggu terlalu lama karena antri juga kamar kecilnya. Waktu periksa paspor, buku kuning, tiket pesawat, dan juga visa sampai 4x kalau gak salah. Jadi, biar gak bolak-balik keluar masukin paspor, siapkan di tangan.
Di pesawat, dapat makan 2x, di dalamnya ada roti dan puding juga. Siang dapat roti agak besar. Di tambah dapat minum yang bisa request. Pas itu ada jus mangga, jus jambu, teh, kopi, dan air putih. Jadi, banyak pilihan. Oh iya, saya naik pesawat Lion Air.
Ada kejadian yang cukup bikin geli sih. Sebelah saya ada nenek-nenek yang belum pernah naik pesawat, sepertinya juga belum pernah ke toilet duduk. Jadi, neneknya itu buang air kecil di bawah, sampai akhirnya jadi banjir. Pramugari sampai membersihkan kencingnya si nenek.
Oh iya, saya duduk di dekat jendela. Subhanallah, pas liat ke bawah, merasa keciiiil banget. Saya ini manusia kecil yang tidak ada apa-apanya. Langsung nangis pas itu. Apalagi pas liat langit, pesawat terbang di atasnya awan. Subhanallah.
Sampai di bandara, masih menunggu ketua yang diminta laporan karena ada jamaah yang membawa rokok. Jangan sampai bawa rokok ya di sini. Nanti runyam urusannya. Untung saja saya gak dapat titipan rokok. Ada yang dititipkan sampai banyak banget.
Dari bandara, masih lanjut perjalanan 6 jam menggunakan bus ke Madinah. Kami sempat berhenti di salah satu tempat orang jualan makanan dan oleh-oleh, tapi saya gak beli apa-apa karena ngantuk. Di dalam perjalanan mulai di pesawat sampai ke hotel, saya kebanyakan tidur.
Sampai hotel, langsung pembagian kamar setelah kami mengambil koper masing-masing. Oh iya, di koper kasih tulisan nama dan nomor ponsel, alamat juga. Dikasih tanda juga. Kalau punya saya, dikasih potongan kepangan kerudung yang panjang warna biru. Bebas sih mau dikasih tanda apa. Untuk tulisannya, jangan lupa disolasi penuh semua ya, agar menempel ke koper. Punya Ibu robek plastiknya karena plastik biasa.
Karena udah mau Subuh, saya langsung mandi dan berangkat ke Masjid Nabawi. Dari hotel ke masjid hanya berjarak sekitar 250 meter. Nah, di halamannya sampai ke tempat sholat, 250 meter lagi. Kalau masuk di dalam masjid, jelas lebih jauh. Total perjalanan 1km untuk pulang pergi dari masjid ke hotel, dikali lima. Siap-siap langsing. Hehehe.
Hari ketiga saat saya menulis ini, saya bertemu dengan anak Pakistan yang luar biasa tampan. Jadinya foto bareng deh. Ya walaupun bahasa yang saya gunakan amburadul, tapi dia oke aja. InsyaAllah di hari ketiga ini akan terus sholat di Masjid Nabawi. Alhamdulillah masih sehat dan bisa terus ke masjid, eh, sholat di hotel 1x karena kecapean pada hari kedua. Ke mana saja sih kisah perjalanan umroh ini berlabuh kok sampai kecapean?
Bagaimana Sih Masjid Nabawi?
Alhamdulillah, bahkan lebih bagus dari bayangan. Bisa datang ke tempat ini tuh seperti anugerah yang tak ternilai. Apalagi bisa ke makamnya Nabi Muhammad. Payung-payung besar seperti di foto yang buka tutup sendiri dan bisa melihat masjid dari dekat, subhanallah. Saya doakan semua yang baca ini bisa ke tanah suci juga, aamiin. Biar merasakan apa yang saya rasakan. Gak bisa diucapkan dengan kata-kata pokoknya.
Tempat yang Dikunjungi di Hari Kedua :
Saya dan rombongan ke Masjid Kuba, di sini bisa sholat 2 rokaat, lalu berdoa. Masjid Kuba adalah masjid pertama yang dibangun oleh Rosulullah saat berada di Madinah. Saya dan Ibu sempat kebingungan nyari bus rombongan pas mau balik, alhamdulillah ketemu juga.
Lokasi kedua adalah kebun kurma. Seperti toko yang jualan kurma dan oleh-oleh makanan gitu. Ada kebunnya juga, tapi kebetulan pas saya ke sana, kurmanya udah gak ada, alias udah panen. Semoga bisa ke sana lagi nanti. Aamiin.
Lokasi ketiga adalah Jabal Uhud atau Gunung Uhud. Tempat ini adalah tempat di mana umat Islam berperang melawan orang-orang Yahudi. Saat umat Islam menang, mereka lupa dan tidak mengindahkan anjuran Nabi Muhammad. Para pemanah yang berada di atas gunung, malah turun ke bawah untuk mendapatkan harta rampasan. Akhirnya orang-orang Yahudi naik ke atas, memerangi umat Islam, dan umat Islam kalah.
Di sini, kacamata saya kacanya lepas. Akhirnya foto-foto selanjutnya tanpa kacamata deh. InsyaAllah mau beli kacamata lagi karena di sini panas dan silau. Saran saya buat yang mau umroh, jangan lupa bawa dua kacamata. Ini menjadi adegan konyol di kisah perjalanan umroh saya, hahaha.
Alhamdulillah selesai deh perjalanan hari kedua. Eh ndilalah diajak ke musium yang di Madinah dan kumpul di Masjid Nabawi. Namun, karena lelah, saya tidak berangkat ke Masjid Nabawi, jadinya gak ikut berangkat ke musium.
Makanan dan Minuman di Hotel :
Soal makanannya gimana? Di hotel tempat saya menginap, makanannya seperti makanan Indonesia. Rasanya juga enak kok. Jadi, gak usah khawatir makanannya bakal berasa hambar. Hahaha. Menunya ada nasi putih, mi, telor, ayam, sambal, mentimun, sayur juga. Untuk minumnya ada teh, kopi, susu, air putih, dan sirup. Ada juga buah atau roti yang bisa dibawa ke kamar.
Saya bawa sambel cumi pete ke sini. Jaga-jaga jika kangen makanan Indonesia. Seperti biasa, chefnya Mbak Fida. Kalau mau bawa makanan seperti pop mie, atau makanan ringan lain juga bisa, biar gak lapar kalau menunggu waktu makan. Untuk waktu makan, setelah sholat Subuh, sholat Zuhur, dan sholat Maghrib.
Untuk minuman yang ada di Masjid Madinah, itu air zam-zam lho. Jadi, pas mau berangkat ke masjid, bisa bawa botol kosong. Nanti diisi di masjid buat minum dan dibawa balik lagi ke hotel. Saat ke masjid, bawa tas kecil yang bisa diisi paspor, dompet, dan hape. Bawa kresek juga buat tempat sandal. Nanti kreseknya jangan dibuang, dipakai lagi gitu. Nah, momen di hotel pun menjadi pelengkap kisah perjalanan umroh pertama saya.
Barang yang Perlu Dibawa :
Pengalaman selama 3 hari di Madinah nih, jangan bawa baju banyak-banyak. Di hotel saya, ternyata bisa buat cuci baju. Sehari aja bisa kering kok, dijemur di kamar mandi. Kalau kurang kering, saya pakai hairdryer. Alhamdulillah bawa yang mini, 50 ribuan itu di Shopee. Peepis untuk kencing juga tidak terlalu berguna, padahal saya beli banyak. Saya pakai celana dalam sekali pakai dan bawa beberapa kaos dalam untuk ganti. Kalau yang sering keputihan, saran saya bawa 3 lusin atau 4 lusin yang sekali pakai, daripada nanti cuci-cuci celana dalam terus dan gak kering.
Buat yang mau cuci baju, jangan lupa bawa hanger yang dari plastik biar lolos di bandara. Sabun cuci baju juga yaaa. Sabun mandi, shampo, sikat gigi, dan sabun wajah jangan lupa. Untuk skincare, jangan lupa sunscreen dipakai pas mau keluar karena panas. Lipcream juga biar bibir gak kering. Mau bawa paket makeup lengkap juga boleh, barangkali mau foto-foto. Hehehe.
Jadi, apa saja yang perlu dibawa? Saya rangkumin ini.
- Makanan kecil/khas Indonesia, jangan banyak-banyak. Ini buat yang suka nyamil atau lapar.
- Kacamata hitam atau berwarna 2.
- Baju ganti 3 stel. Lebih bagus kalau pakai gamis panjang, jadi bisa digunakan buat sholat juga jika satu mukena kotor. Saran jangan bawa yang gelap-gelap karena menyerap panas.
- Baju buat umroh jangan lupa.
- Mukena 2, buat gantian kalau kotor. Saya bawa satu putih, satunya berwarna.
- Kerudung besar 3 sesuaikan dengan gamis.
- Pakaian dalam 3 stel, atas bawah.
- Celana dalam sekali pakai 3-4 lusin untuk yang keputihan, karena saya ambil umroh yang 14 hari.
- Sabun cuci baju, sabun mandi, handuk kecil untuk mandi, sikat gigi + odol, shampo.
- Skincare dan alat makeup.
- Kresek 1 wadah buat tempat sandal dan keperluan lain.
- Jangan lupa paspor dan vaksin maningitis secepatnya setelah paspor jadi.
- Topi putih karena di sini panas.
- Sepatu putih buat umroh.
- Hairdryer mini.
- Gunting kecil buat gunting rambut.
- Tisu kering dan tisu basah. Bawa 1 wadah aja cukup kok.
Setelah tahu barang-barang yang perlu dibawa, saya yakin gak perlu bawa koper kecil dan besar. Cukup bawa koper besar sama tas kecil saja. Jangan sampai kalap aja sih pas belanja di sini. Kalau kalap, kopernya gak muat. 😄
Perlu tukar uang riyal gak sih? Saya gak tukar kok. Uang rupiah juga bisa digunakan belanja di sini. Satu riyal, sama dengan empat ribu rupiah. Bawa uang berapa? Tergantung kebutuhan kok. Untuk oleh-oleh, saya sudah siapkan di Indonesia pas sebelum berangkat. Jadi, pas di sini, saya gak bingung oleh-oleh. Btw, karena bawa baju 3 steel aja, bisa kok beli gamis di sini. Harganya ada yang 100 riyal dapat 3, cukup bagus. Ada yang 50 ribu juga, tapi gak tau kualitasnya.
Btw, tulisan ini dibuat di hari ketiga dan masih part 1 ya. Akan saya perbarui atau tambah di part 2. Selamat menunaikan ibadah umroh untuk yang mau umroh nanti. Demikianlah, kisah perjalanan umroh yang penuh warna-warni ini, hehe. Tunggu part-part selanjutnya, ya!
6 Comments. Leave new
Ceritanya hampir sama kayak ibukku, gara gara tertunda akhirnya bapak sama adikku bisa ikutan juga. Btw, ibuk bawa cemilan dari Indonesia sampai ada yang dibawa pulang lagi saking berlimpahnya makanan di sana hehehe. Semoga hari hari selanjutnya lancar dan sehat selalu. Salam hormat untuk Ibu ya…
Masyaallah semoga ketularan bisa ke mekkah dan madinah aamiin
Memang banyak suka dan dukanya. Alhamdulilah aku dulu banyak sukanya dan setiap habis solat bantak aku tulis puisi tentang perasaanku . Sesampainya di rumah aku tulis puisi2 itu di fiksitira blogku khusus puisi dan fiksi. Kadang sambil nulis sambil nangis
Masya Allah ya Mbak Nisa .. pengalaman yang luar biasa .. semoga saya bisa merasakannya juga.
Membaca artikelnya, jadi ingin merasakan pengalaman pergi kesana
semoga bisa berangkat umroh taun ini..
makasih mba… salam kenal ya..