Anisa AE – Lebaran sudah lewat beberapa hari, namun tak ada salahnya saya meminta maaf yang sebesar-besarnya kepada kalian semua. Entah itu untuk kesalahan yang disengaja maupun tidak. Apalagi buat para pendendam dan pendengki yang ada di sekeliling. Kalau tidak mau memaafkan, ya, sudahlah. Simple.
Beberapa hari ini saya merasakan sesuatu yang berbeda. Ramadhan tahun ini sangat berbeda dengan tahun kemarin. Mulai dari puasa, Tarawih, suguhan kue, baju Lebaran, silaturahmi, sampai pada Lebaran Ketupat. Apanya yang beda? Apa kalian juga merasakannya?
1. Petasan
Biasanya ada banyak sekali anak main petasan di jalan raya setelah sahur. Kentongan membangunkan orang untuk sahur juga nyaring terdengar. Bahkan banyak pula orang berkeliling kampung dengan mobil dan tanjidor hanya untuk membangunkan sahur.
2. Ngabuburit
Sebelum berbuka, akan banyak yang meluangkan waktu di masjid ataupun tempat-tempat yang menyediakan buka bersama gratis, dilanjutkan sholat berjamaah. Tapi sekarang mencari ta’jilan di pasar ta’jil sendiri-sendiri, karena kekenyangan sampai lupa sholat Maghrib.
3. Tarawih
Saat Tarawih, bisa ditebak hari apa saja yang ramai oleh jamaah. Hari pertama sampai ke lima belas. Setelah itu makin menurun dan naik lagi secara drastis pada 5 hari terakhir. Saat ini malah langsung menurun pada hari ke tujuh dan naik drastis pada hari terakhir.
4. Tadarus
Tadarus pun dulu selalu terdengar nyaring dari tiap toa mushola. Saling bersahutan sampai tengah malam. Saat ini, jam sembilan saja sudah pulang semua dari mushola.
5. Kue Lebaran
Ayo angkat tangan siapa yang paling sibuk di dapur ketika H-7 Lebaran? Ibu dan anak-anaknya. Keasyikan membuat kue adalah hal yang sangat istimewa. Apalagi jika bisa membuat dengan bentuk sesuka hati. Namun, sekarang orang lebih cenderung membeli matang di pasar.
6. Baju Lebaran
“Jangan pakai baju baru jika tidak Lebaran!”
Dulu, saya tak pernah memakai baju jika bukan Lebaran. Baju baru bisa dihitung, setahun ada 2-3 baju, itu pun beli sebelum puasa dan digunakan saat Lebaran tiba. Tapi sekarang, baju baru buat Lebaran banyak yang sudah dipakai setelah beberapa jam membeli.
7. Silaturahmi
Selalu pada hari pertama, kami sekeluarga menyempatkan ke tetangga sekitar di Kepanjen, 2 RT. Setelah itu berlanjut ke Ngajum, saudara-saudara di sana sampai lelah. Memasak mentok, silaturahmi lagi. Hari ke dua ke pertemuan keluarga, lanjut silaturahmi lagi.
Jalan-jalan di kampung sangat ramai, banyak orang meminta maaf pada tiap ruas jalan. Bahkan para orang muda langsung ke rumah keluarga yang lebih tua. Namun, saat ini terlihat hanya beberapa saja yang didatangi, hanya yang sangat tua, tidak merata. Padahal sekampung masih termasuk saudara.
8. Lebaran Ketupat
Masih adakah yang sibuk membuat ketupat, lepet, dan segala tetek bengeknya? Ah, saya sudah tak merasakannya lama sekali. Bahkan tahun ini. Membuat ketupat pun tidak, karena biasanya diberi oleh kakak ipar. Soalnya saya tidak bisa membuat ketupat. Well, kalau semua tidak bisa seperti saya, lama-lama budaya ini akan hilang
9. Takbir Keliling
Tahun kemarin masih banyak orang yang takbir keliling dengan truk atau kendaraan yang lain. Bahkan masih ada pula yang keliling dengan membawa oncor dari pohon pepaya. Malam takbiran tahun ini hanya saya dapati petasan dan kembang api. Masjid dan mushola pun sepi, suara takbir hanya ada beberapa saja.
Bagaimana di kampung kalian. Lebaran apa yang hilang?
Jangan lupa tinggalkan komentar, follow blog, dan G+, ya? Kalo info ini bermanfaat buat kamu. Nanti akan langsung saya follback buat yang komentar langsung. Bisa juga follow twitter @anis_sa_ae dan FP Anisa AE biar dapat update info tiap hari ^^v
8 Comments. Leave new
Selamat merayakan Idul Fitri ya 🙂 Saya gak merayakan Lebaran, tapi saya tahu banget yang ilang. Takbir keliling… Sudah dari tahun lalu di area tempat saya tinggal
Iya, terima kasih 🙂
Sangat banyak yang hilang dari tahun ke tahun. 🙁
aku juga merasa kehilangan dengan ramadhan…semoga tahun depan kita msh bisa bertemu lagi ya mbak…salam kenal
Iya, Mbak. 🙂 Semoga selalu ada tahun depan.
Salam kenal juga
di kampungku tadarusan sudah mulai sirna mbak, sama seperti keberadaan lepet yg kini semakin langka :hiks:
Hiks, sedih rasanya gak bisa makan lepet. 🙁 Apa nanti generasi baru akan melupakan lepet?
Memang banyak sekali yang berubah kak dari tahun ke tahun, Tapi semua harapan kita adalah berubah untuk kearah yang lebih baik.
itikaf yang gak aku ikutin… kalo tadarus sukanya di mesjid