Anisa AE – Lebaran selalu identik dengan baju baru, entah siapa yang memulai. Dulu beberapa hari sebelum puasa, saya sudah mempunyai baju baru. Kata Ibu, daripada beli pas Ramadhan, pasar penuh dan harga mahal. Mending pas sebelum puasa.
Hari-hari itu penuh dengan perjuangan. Berkali-kali melihat almari dan membuka plastik pembungkus baju baru. Tidak diapa-apain sih, cuma dicium-cium wanginya sambil tersenyum, membayangkan Lebaran nanti memakai baju baru.
Saya dan kakak selalu punya baju yang sama motifnya tapi berbeda warna. Umur kami yang hanya terpaut dua tahun itu membuat ukuran tubuh juga tak jauh berbeda, malah lebih besar tubuh saya. Alias lebih ndut daripada kakak.
Tiap Lebaran adalah moment yang paling kami tunggu karena saat itulah kami punya baju baru. Setahun sekali, kecuali baju seragam sekolah yang ganti saat kekecilan. Aroma baju baru dan kebiasaan itu juga menurun kepada saya sampai saat ini. Tak ada baju baru kecuali saat Lebaran atau memang sangat perlu untuk membeli baju.
Ternyata Asma pun tak jauh berbeda dengan saat saya kecil. Dia selalu meminta baju Frozen yang ada di patung, berkali-kali melihat toko baju yang kebetulan berada di dekat rumah saya. Maklum, rumah dekat dengan pasar. Bahkan jika pemiliknya ke rumah, Asma meminta saya untuk keep baju tersebut agar tidak dijual pada orang lain.
Saya pun mengatakan akan membelikan baju tersebut menjelang Lebaran. Minggu lalu saat mendapat arisan, saya langsung membelikannya baju tersebut. Asma suka dengan wanginya, berkali-kali dilihat di almari, dicoba, dan diciumi. Tak jauh beda dengan saya dulu.
Lebaran tahun lalu, Asma selalu diiming-imingi temannya perihal baju baru. Temannya punya 5 baju, sedangkan Asma belum saya belikan sama sekali. Untungnya diberi kiriman Putri Wulan dan saya bisa membelikannya baju pula karena jualan baju langsung dari konveksi. Keuntungannya bisa untuk membeli keperluan hari raya.
Namun saat ini sudah dua bulan suami menganggur sejak saya melahirkan cesar dan Lebaran kali ini, pertama kalinya dalam hidup saya tidak membeli baju baru untuk diri sendiri. Untungnya Asma sudah saya belikan baju walau hanya satu. Ilmi sudah punya banyak baju dari kadoan tetangga.
Harus lebih hemat karena suami akan tetap menganggur sampai sebulan setelah Lebaran dan job blogger juga mulai sepi. Saya tidak boleh terlalu capek bekerja karena habis operasi dan sedang masa menyusui. Jadi tak ada pekerjaan yang saya lakukan selain ngeblog.
Padahal beberapa toko online yang saya promosikan selalu memanggil-manggil untuk dibeli. Diskon-diskon pun bertebaran di beranda, melambaikan tangan dengan manisnya. Foto-foto di pasar online juga siap membuat mata kalap. Emak mana yang tidak tergiur dengan diskon dan harga miring?
Tapi tak ada baju baru juga tak masalah. Toh baju tahun kemarin masih bagus, walau harus membuka foto-foto lama untuk mengecek baju apa yang saya pakai di Lebaran kemarin. Agar di foto keluarga Lebaran kali ini, fotonya tidak sama dengan tahun-tahun sebelumnya.
Semoga Lebaran tahun depan bisa membeli baju baru. Ingin merasakan memory mencium aroma baju baru sebulan sebelum Lebaran lagi. Ini #ceritalebaranku. Kalau kamu?
Jangan lupa tinggalkan komentar, follow blog, dan G+, ya? Kalo info ini bermanfaat buat kamu. Nanti akan langsung saya follback buat yang komentar langsung. Bisa juga follow twitter @anis_sa_ae dan FP Anisa AE biar dapat update info tiap hari ^^v
4 Comments. Leave new
Sifat asma turunan dri bunda berarti hehe, nyiumin baju baru di lemari sambil di liat-liatin 😀
saya pun demikian bun…:D
Hahaha, anak gak jauh ma ibunya
Saya sudah lama ngga nyengajain beli baju baru untuk lebaran. Anak-anak memang masih selalu minta sih. Tapi sudah ngga seperti dulu. Saya bilang, lebaran tidak mesti baju baru. Kalau memang ada rejeki dan memang perlu, ngga lebaran pun ibu belikan. Hihi. Rayuan maut. Padahal males pergi-pergian saat puasa. Mall pada penuh, pasar pun sama saja.
Setuju. Ternyata tanpa baju baru juga Lebaran 😀