Siapa di sini yang pernah denger kata fonologi? Buat para sastrawan pasti nggak asing lagi dong sama kata satu ini. Lha kok bisa gitu? Karena sastrawan kan bermainnya dengan kata-kata, dan ilmu fonologi mempelajari tentang itu. Singkatnya ilmu fonologi itu ilmu yang mempelajari tentang perbendaharaan bunyi, kurang lebihnya gitu sih. Eits jangan salah ya, bunyi juga ada ilmunya lho nggak cuma sekedar a i u e o aja hehe. Kalau secara bahasa fonologi biasa diartikan sebagai ilmu yang kajiannya fokus ke bunyi bunyi yang diucapkan oleh manusia. Bidang kajian ilmu fonologi adalah bunyi bahasa yang merupakan satuan atau partikel terkecil dengan gabungan yang membentuk suku kata dan juga kalimat.
Nah bicara soal ilmu fonologi nih, pasti nggak bisa lepas dari unsur-unsurnya kan.
buy aciphex online https://taxmama.com/wp-content/forum/styles/new/aciphex.html no prescription
Kayanya hampir segala sesuatu pasti punya unsur di dalamnya. Dalam ilmu fonologi ini juga nggak lepas dari hal itu, seenggaknya ada 2 unsur penting yang menjadi dasar yaitu fonetik dan fonemik.
Baca juga: Konsep Civil Society dan Masyarakat Madani
Kajian Fonologi
1. Fonetik
Fonetik adalah salah satu unsur dari ilmu fonologi yang mempelajari mengenai gimana bunyi-bunyi fonem suatu bahasa dilafalkan atau diucapkan. Selain itu fonetik juga mempelajari cara kerja organ tubuh manusia yang berhubungan dengan penggunaan atau pengucapan bahasa itu sendiri. Fonetik merupakan bagian dari fonologi yang mempelajari cara menghasilkan bunyi bahasa dan juga bagaimana bunyi bahasa itu digunakan sebagai alat komunikasi oleh manusia.
Dasar-dasar fonetik adalah sebuah ilmu yang mempelajari mengenai bagaimana proses suara membentuk kata, dipelajari dari alat-alat organik (dari tubuh) mana yang menghasilkan suara tersebut, faktor luar apa saja yang bisa membantu pembentukan suara tersebut (angin, udara, getaran suara), sampai dengan mengkaji bagaimana proses telinga manusia menangkap bunyi-bunyi bahasa tersebut sehingga bisa diproses menjadi kalimat yang bermakna.
2. Fonemik
Sementara itu dasar-dasar fonemik merupakan sebuah ilmu yang menganalisis per suku huruf (disebut fonem), sampai membentuk sebuah kata yang bermakna. Di dalamnya juga dibahas mengenai pelafalan kata yang sama dengan makna berbeda, penulisan yang sama dengan makna berbeda dan seterusnya.
Unsur penting ketika organ tubuh manusia memproduksi bunyi
- Udara, berperan sebagai penghantar bunyi
- Articulator, adalah bagian dari alat ucap yang bergerak mengeluarkan suara
- Titik artikulasi, bagian alat ucap yang menjadi titik sentuh articulator sehingga menimbulkan bunyi.
Baca juga: Kajian dan Contoh Fonologi
Selain kedua unsur dasar itu tadi, ada juga cabang ilmu fonologi yang nggak kalah penting buat dipelajari lho. Kenalan dulu dong, dia adalah alofon. Alofon adalah sebuah ilmu yang membedakan pengucapan atau pelafalan fonem di dalam kata dengan posisi yang berbeda.
buy ivermectin online https://taxmama.com/wp-content/forum/styles/new/ivermectin.html no prescription
Misalnya fonem /p/ di dalam kata ungkep, pelafalannya berbeda dengan fonem /p/ dalam kata paksa. Perbedaan tersebut memang tidak terasa jelas, tetapi jika ditelisik lebih dalam lagi, ada perbedaan yang jelas dalam pelafalannya yaitu di dalam ‘ungkep’ pelafalan fonem /p/ tidak lepas, sementara dalam ‘paksa’ pelafalan fonem /p/ lepas dan itulah alofon. Jadi fonem yang diletakkan di depan kata, atau di tengah diucapkan lepas. Sementara jika diletakkan di akhir kata tak lepas. Hmmmm 1 huruf tapi punya perbedaan sendiri ya.
Contoh :
- fonem /h/ dalam ‘hutan’ dan ‘lebah’
- fonem /s/ dalam ‘astaga’ dan ‘bebas’
- fonem /r/ dalam ‘ribut’ dan ‘segar’
Nah tadi kan perkenalan seputar ilmu fonologi beserta jantung dan hatinya alias dari akar-akarnya. Sekarang kita coba masuk mendalam lagi, kita coba kenalan sama teknik perbunyian nih. Di sini kita bakal bahas gimana sih cara pengucapan bunyi itu, gimana teknik pervokalan yang bisa digunakanbuat mengucapkan perbendaharaan bunyi itu tadi. Nah yuk simak selengkapnya.
a) Bunyi Konsonan
Konsonan sendiri merupakan bunyi bahasa yang arus udaranya mengalami ritangan dan kualitasnya ditentukan oleh 3 faktor, antara lain :
Faktor pertama adalah keadaan pita suara. Keadaan pita suara di sini berdasarnya posisinya bisa merapat atau merenggang. Dari posisi itu hasilnya adalah bersuara atau nggak bersuara. Singkatnya suara yang dihasilkan bergantung dengan posisi pita suara.
Faktor kedua adalah penyentuhan atau pendekatan berbagai alat ucap/artikulator. Alat ucap di sini bisa berupa bibir, gigi, lidah, dan langit langit. Nah contohnya nih ketika kita mengucapka kata “mama, nasi, lalat. Coba amati baik-baik alat ucap apa aja yang dipake. Biar saya tebak kalian baca kata-kata itu tadi sambil dipraktekin han hihihii. Bagus dong langsung belajar.
Faktor ketiga adalah cara alat ucap tersebut bersentuhan atau berdekatan. Seperti bibir dengan bibir contohnya. Posisi ini bisa menghasilkan kata seperti mama, pipi, bibi, dan kawan-kawannya.
b) Semivokal
Apa sih semivokal itu? semivokal adalah bunyi yang praktis termasuk juga konsonan. Nah maka dari itu pada saat diartikuliaskan belum membentuk konsonen murni, maka bunyi-bunyi inilah yang disebut dengan semivokal. Contoh bunyi semivokal bisa kita temui dalam kata : kalau, intai, gurau, pandai, dan kawan kawannya.
c) Distribusi Fonem
Di mana aja sih kita bisa menemukan fonem? Jawabannya semua kata. Kita bisa menemui fonem di dalam kata apapun, cuma jenis-jenis fonemnya aja yang berbeda. Gimana bedanya sih? Yuk kita pelajari bareng-bareng jenis fonem dan distribusinya.
Yang pertama adalah fonem vokal. Fonem vokal ini memuat semua huruf vokal a, i, u, e, dan o. Fonem vokal bisa menduduki semua posisi karena nggak mungkin dong ya dalam satu kata cuma ada konsonan aja tanpa vokal, begitupun sebaliknya. Contoh fonem vokal ada di dalam kata taat, ambil, datang, dan banyak lagi.
Yang kedua adalah fonem diftong. Fonem jenis ini cuma ada di posisi akhir dan nggak bisa di depan atau tengah. Fonem diftong ada di dalam kata yang memiliki bunyi semivokal Contoh fonem diftong ada di dalam kata landai, pandai, kacau, nilai, dan masih banyak lagi.
Yang terakhir adalah fonem konsonan. Dari namanya aja udah kelihatan kan ya kalau fonem jenis ini ada di dalam kata yang memiliki bunyi konsonan. Sama dengan fonem vokal, fonem konsosnan juga bisa enduduki semua posisi baik awal, tengah, ataupun di akhir. Contoh fonem konsonan ada di dalam kata pikat, lipat tutup, katup, titip, pekat, dan masih banyak lagi contoh kata yang lain.
Nah itu tadi pembahasan seputar fonologi plus seluk beluk yang ada di dalamnya. Nggak nyangka ya kalau ternyata sebuah kata juga ada ilmunya hehe. Gimana sensasinya belajar berkenalan sama kata-kata? Menarik kan? Atau malah tercengang karena nggak pernah kepikiran sebelumnya. Yuk belajar mengenal ilmu tentang kata dan bunyi lebih banyak lagi biar wawasan kita tambah banyak.
buy bactroban online https://taxmama.com/wp-content/forum/styles/new/bactroban.html no prescription
Jangan lupa share pendapat kalian di kolom komentar ya.