(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
Owner Penerbit Harus Membaca |
Anisa AE – Pagi ini ketika alarm BB berbunyi, saya dikejutkan oleh salah satu BBM dari Penerbit Defa, salah satu lini AEP. Kenapa? Karena ada salah satu penerbit (memakai nama akun penerbit) yang menanyakan tentang sesuatu. “Katanya AE Publishing, semua lininya akan muncul di perpusnas, mana buktinya?”
Sebagai owner, pasti saya langsung online dan menjawab pertanyaan tersebut. Kenapa? Karena di sana jelas tertulis nama AE PUBLISHING dan seharusnya pertanyaan tersebut ditujukan kepada AE, bukan kepada Defa yang jelas-jelas masih lini baru. Karena takut salah ngomong, Defa pun menghubungi saya.
Saya tertawa ngakak setelah membaca dan tahu penerbit apa yang bertanya seperti itu. Salah satu penerbit yang mungkin juga lini (karena di perpusnas tidak ada) yang ownernya juga masih ABG sekali. Pastinya pemikirannya pun labil, sampai tidak bisa membaca tiap update yang saya tulis tentang lini AE seperti dalam “Lini Indie adalah Kebohongan Publik“.
Yang saya heran, dia meminta bukti kepada Defa dengan modal “KATANYA“. Katanya? Kata siapa? Jelas saja yang mengatakan itu pasti juga tidak tahu update AE yang selalu saya tulis. Mungkin juga tidak membaca secara teliti per paragraf, hingga meminta bukti seperti itu.
Cuplikan Akta Notaris CV AE |
Memang dulu tiap lini AE bisa dicari di perpusnas, seperti Penerbit Oksana (Diem Ilmi) dan UNSA Press (Dang Aji Sidik). Kenapa? Karena dalam akta notaris dicantumkan nama penerbit tersebut. Tentu saja mereka membayar 500 ribu sebagai penggantian akta lama ke akta baru. Bisa tanyakan ke owner masing-masing berapa saya menarik dan fasilitas apa yang mereka dapatkan.
Lalu, karena ada masalah, seperti yang pernah saya jelaskan sebelumnya, untuk lini baru 100% GRATIS. Namun, dalam prelims dan di cover buku harus ada AE. Kenapa? Karena AE adalah induk dan lini di bawahnya, perpusnas pun tahu hal tersebut karena mereka punya data prelimsnya. Bahkan AE mengharuskan tiap lini untuk mengirimkan 2 bukti terbit kepada perpusnas dan 2 buku lagi kepada AE sebagai dokumen yang nantinya bisa dibuat pertanggungjawaban.
Prelims ‘Mengapa Saya Jadi Mahasiswa?’ (UM) |
Yang saya tak habis pikir, kenapa salah satu owner penerbit harus menjatuhkan nama AE dengan meminta bukti langsung kepada lini? Bukan kepada saya ataupun AE Publishing langsung yang jelas-jelas tokoh utama dan perlu untuk mendapat pertanyaan tersebut.
Pun saya sangat penasaran dengan induk penerbit tersebut, karena saya sudah tahu siapa owner dari lini tersebut. Pasti ada hubungannya antara lini dengan penerbit induk, sampai ada “KATANYA” itu. Atau jangan-jangan owner tersebut mendapatkan informasi dari sebelah yang sangat benci kepada AE hingga menyebarkan informasi seperti itu.
Entah saya tak tahu, yang jelas tiap owner penerbit harus bisa berpikiran positif dan banyak membaca. Apalagi penerbit baru yang memang benar-benar baru di dunia penerbitan. Tidak menjudge penerbit lain dengan meminta bukti dll. Pastinya dengan pikiran positif, bisa mengurangi isu-isu yang akan membuat nama orang lain hancur, bahkan namanya sendiri. 🙂
Terkadang pikiran positif saja selalu mendapat hal buruk, bagaimana jika pikirannya selalu negatif?
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
Jangan lupa tinggalkan komentar, follow blog, dan G+, ya? Kalo info ini bermanfaat buat kamu. Nanti akan langsung saya follback buat yang komentar langsung. Bisa juga follow twitter @anis_sa_ae dan FP Anisa AE biar dapat update info tiap hari ^^v
2 Comments. Leave new
Wah. Semoga masalahnya cepat selesai dan tentu ada jalan keluar terbaik 🙂
Langsung selesai kok. Ada permintaan maaf secara langsung dari ownernya. 🙂