Pencuri yang dihakimi |
Anisa AE – Kali ini ada info apalagi yang akan saya bahas selain Asma Nadia plagiator dan Dijah Yellow dengan harga bukunya yang mahal? Kali ini adalah tentang Banurejo, nama jalan di rumahku dengan segala problematikanya.
Tadi malam, setelah posting masalah plagiat Mbak Asma Nadia. Saya tidur jam setengah satu pagi, tentu saja dengan masih membawa hape, alias ketiduran. Sekitar jam dua, kurang tahu jam berapa tepatnya, banyak sekali suara yang berseliweran di telinga, saya hanya sempat melihat layar hape, lalu tidur lagi. Tak tahu dan tak mau tahu apa yang terjadi di luar sana. Mungkin karena terlalu lelah.
Sampai akhirnya pas Subuh, Ibu membangunkan dengan sebuah cerita penghakiman massa tadi malam. Seorang pencuri ditemukan di lokasi kejadian dan langsung dihakimi massa sampai tewas. Serasa tak bisa bernapas, seperti inikah? Kenapa tidak ada yang mengamankan? Minimal membela si maling agar tidak sampai meninggal? Begitu rendahnya arti sebuah nyawa?
Lantas, apakah mereka, para hakim tersebut merasa benar dan tak merasakan apa yang dirasakan oleh keluarga si pencuri? Bagaimana dengan ibunya? Apalagi ketika mendengar kabar berseliweran di telinga dan mata.
Ada yang berkata si pencuri membawa keris, si pencuri memakai sikep, si pencuri mati setelah ditutupi daun kelor, si pencuri menjadi hantu, sampai hal-hal yang berbau mistis. Kenapa harus ada perkataan seperti itu? Kabar terakhir, si pencuri adalah orang yang kurang waras. Ah ….
Sekitar jam 7 pagi, saya melihat mobil ambulan lewat di depan rumah. Menurut informasi, mobil itu mengangkut mayat si pencuri. Innalillahi wa innailaihi roji’un. Miris sekali mendengarnya.
Ya, walaupun memang akhir-akhir ini di Banurejo mulai tak aman. Baru beberapa hari yang lalu ada seseorang yang kepergok membuka kios kecil secara paksa dan dikejar-kejar oleh warga. Sekitar jam dua dini hari juga, karena saya sempat terbangun.
Tapi, di manakah hati nurani jika kejadiannya sampai membuat sebuah nyawa melayang? Bagaimana jika itu saudara kita? Bahkan ayah dari anak-anak kita? Iya kalau dia mencuri, kalau tidak? Apalagi kabar terakhir mengatakan dia kurang normal.
Ah, lagi-lagi saya hanya bisa mengelus dada sambil berdoa agar dosa-dosa si pencuri diampuni oleh-Nya, disabarkan hati keluarganya, dan dilapangkan segala rizki mereka, agar tidak lagi ada pengambilan hak orang lain tanpa izin. Aamiin.
Jangan lupa follow blogku dan tinggalkan G+, ya? Kalo info ini bermanfaat buat kamu. Bisa juga follow twitter @anis_sa_ae biar dapat update info tiap hari ^^v
6 Comments. Leave new
Siapa nih penulisnya :v
Heheheh. Entah. :p
Innalillahi wa inna ilaihi rojiun…
Sedih ya kalo lihat kondisi ini. Ini sikap masyarakt yg sdh tidak percaya dg kehadiran aparat keamanan 🙁
Iya Mbak. 🙁 Makin sedih ketika banyak yang menutup mata.
tingkat kriminalitas makin lama makin meninggi.
warga pasti sudah mulai geram dengan aksi-aksi kriminal seperti itu..
Iya, ini final akhir. Soalnya di sana sudah sering kemalingan.