Pernah gak sih kepikiran kalo rumah kita itu rasanya sempit banget. Mau jalan aja susah, banyak mainan di mana-mana. Belum lagi jika tiba-tiba aja ada tamu datang, mau dipersilakan duduk di mana coba?
Rasanya pingin banget pindah ke rumah yang lebih besar. Ada tempat khusus bermain anak-anak sendiri, masing-masing anak ada kamar tidur, juga hal-hal lain yang bikin rumah terasa longgar.
Eh tapi tunggu dulu. Beneran nih rumahnya sempit? Coba dicek lagi. Dulu pas pindah rumah, apa merasa sempit? Sepertinya enggak.
Alhamdulillah sudah pisah rumah sendiri walau masih ngontrak. Udah gak campur sama mertua. === Ada yang ngucap ini pas baru pertama pindah? Eh lama-lama rumah terasa sempit.
Coba diteliti apa yang bikin rumah jadi terasa sempit? Mainan anak berserakan? Yuk cus ambil kardus khusus buat tempat mainan anak. Kalo anak udah selesai main, langsung deh masukin ke sana.
Apalagi? Buku-buku yang berjajar di sepanjang ruangan. Hm … bisa lho diakali dengan membeli rak susun dan meletakkan buku-buku tersebut di sana. Jangan lupa juga buat selalu merapikan raknya, jangan sampai buku dijadikan alasan.
Sebenarnya alasan yang logis itu … saya kurang bersyukur.
Saya lupa bahwa mainan berserakan itu tandanya anak-anak aktif dan tidak hanya mainan hape. Mereka bisa memainkan imajinasi sesukanya. Mereka ada, mereka gembira. Itu adalah hal yang paling penting.
Buku berserakan? Lha? Itu kan emang buku pesanan. Kalau buku gak ada, mau makan pake apa coba? 🤭 Ya balik lagi, buat rak baru untuk buku-buku biar rapi. Nanti seiring dengan bertumbuhnya percetakan, bakal ada rumah khusus yang pisah dari kantor dan bagian produksi. Sekarang nikmati aja buku yang menumpuk, nikmati bagaimana celoteh anak-anak yang tak pernah berhenti.
Btw, rumah itu ibarat hati kita. Bagaimana kita merasa sesak mendapatkan segala masalah di dalam hidup. Kita kurang bersyukur diberi segala kenikmatan yang tak bisa dihitung satu per satu, setiap hari. Padahal hidup itu sederhana. Masalah yang besar, dikecilkan. Masalah yang kecil dihilangkan dengan cara menyelesaikan secepatnya. Karena Allah tahu segala kemampuan tiap makhluk-Nya.
Allah berfirman dalam surat Al Baqarah ayat 286 :
لَا يُكَلِّفُ اللَّهُ نَفْسًا إِلَّا وُسْعَهَا ۚ لَهَا مَا كَسَبَتْ وَعَلَيْهَا مَا اكْتَسَبَتْ ۗ رَبَّنَا لَا تُؤَاخِذْنَا إِنْ نَسِينَا أَوْ أَخْطَأْنَا ۚ رَبَّنَا وَلَا تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِنَا ۚ رَبَّنَا وَلَا تُحَمِّلْنَا مَا لَا طَاقَةَ لَنَا بِهِ ۖ وَاعْفُ عَنَّا وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا ۚ أَنْتَ مَوْلَانَا فَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ
Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. (Mereka berdoa): “Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. Beri ma’aflah kami; ampunilah kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah Penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir.”
Jangan lupa tinggalkan komentar, follow blog, dan G+, ya? Kalo info ini bermanfaat buat kamu. Nanti akan langsung saya follback buat yang komentar langsung. Bisa juga follow twitter @anis_sa_ae dan FP Anisa AE biar dapat update info tiap hari ^^v