Saat baca cerita apa sih yang membuat kalian tertarik sampai bacanya mengalir dan tidak merasa tiba-tiba sudah habis? Jawabannya sederhana, feel kalian sudah terbawa oleh kelihaian penulis memainkan perasaan kita. Hemm, kadang Bahagia sampai berbunga-bunga, tetapi tiba-tiba down dengan kesedihan. The part killing me, but I want more. Ya, saat membaca salah satu part yang sedih saya sendiri malah ingin melanjutkan part selanjutnya ikut tercabik-cabik dengan alur cerita sampai tidak mauu sikap sampai menemukan bahagia. Apa sih tips menciptakan feels dalam cerita sampai membuat pembaca seperti itu?
Feel sendiri adalah rasa, hadirnya rasa dalam sebuah cerita membuat penulis sendiri merasakan setiap perasaan penulis. Untuk sampai kepada pembaca bagaimana? Jawabannya sederhana, ungkapkan perasaan itu dengan jelas dan dengan Bahasa yang tepat. Dengan begitu pembaca akan memahami apa yang coba disampaikan oleh penulis hal ini juga membuat cerita lebih hidup. Menghidupkan cerita tidak jauh dengan feel, bahkan sebagai salah satu kuncinya. Kita bahas sedikit tentang menghidupkan cerita, yuk!
Menghidupkan cerita sendiri memiliki makna membuat cerita fiksi terasa nyata saat dibaca dan tersampaikan dengan baik pada pembaca, apalagi pembaca sampai merasa jika yang ada dalam cerita tersebut adalah dirinya. Bukankah ini tujuan umum menulis cerita? Oleh karena itu, sangat penting menulis seperti masuk ke dalam cerita, menjadi tokoh, dan memposisikan diri dalam situasi si tokoh. Kalau saya sendiri saat menulis cerita sering bertanya, “Apa yang akan saya lakukan jika sedang dalam situasi seperti ini dan menjadi tokoh ini?” Memahami karakter masing-masing penulis dan melakukan riset sangatlah penting untuk membuat cerita semakin hidup. Namun, ada 3 kunci sederhana untuk membuat ceritamu hidup, sebagai berikut:
1. Imajinasi yang kuat
Tentunya seorang penulis harus memiliki imajinasi yang kuat untuk membayangkan cerita itu terjadi secara nyata di sekeliling, entah penulis berada di sudut mana ia harus pandai membayangkannya secara nyata seakan terjadi di depan mata. Hal ini akan bisa tersalurkan kepada pembaca, secara tidak langsung mereka ikut merasakan apa yang dituliskan oleh pengarangnya, meski tak secara langsung melihat kejadian tersebut. Itulah uniknya sastra di mana perasaan kita bahkan imajinasi kita bisa tersalurkan kepada orang lain. Tak khayal saat menulis kita menrasa lega sudah menuangkan pikiran.
buy doxycycline online https://taxmama.com/wp-content/forum/styles/new/doxycycline.html no prescription
2. Riset akurat
Riset menjadi hal penting saat kita ingin menghidupkan cerita, karena adanya bukti nyata dari sebuah cerita yang kita tulis membuat pembaca mengetahui sekaligus membayangkan hal tersebut. Banyak kasus penulis tidak melakukan riset saat menulis cerita, sehingga ada yang ganjal dalam cerita dan hal itulah yang mematahkan hidupnya cerita. Padahal riset bisa dilakukan dengan mudah apalagi dengan adanya internet, kita tidak perlu bertanya kepada orang lain. Misalnya, ingin membuat cerita dengan setting di bar kalian perlu melakukan riset tentang apa saja yang ada di bar atau pilih terlebih dahulu bar yang sesuai keinginan baru cari tahu tentang bar tersebut, sehingga tidak terjadi kebohongan.
3. Diksi yang tepat
Diksi seringkali menjadi penyebab pembaca nyaman dengan sebuah cerita karena pilihan kata yang tepat akan memengaruhi cerita. Ia sendiri memberi kesan tertentu pada sebuah kalimat karena itu memilih diksi menjadi hal yang sulit untuk penulis, bahkan inilah yang membuat pembaca bisa mencerna dengan baik apa yang kita sampaikan. Tak jarang diksi membuat pembaca terbuai dengan rangkaian kata yang sudah kita susun dengan apik sehingga ingin membaca terus-menerus sampai tidak merasa, jika ceritanya sudah sampai di akhir.
buy temovate online https://taxmama.com/wp-content/forum/styles/new/temovate.html no prescription
Hal ini juga membawa kita sekaligus penikmatnya membayangkan kejadian dalam cerita dengan baik sekaligus mengalir, otomatis akan masuk ke dalam cerita dengan mudahnya.
Itulah 3 kunci yang membuat cerita terasa hidup, simple sekali sebenarnya, tetapi sulit untuk dipraktikkan. Memang tidak mudah menyusunnya secara langsung ke dalam cerita, sederhanya kalian perlu membayangkan cerita tersebut terjadi secara nyata. Lantas, bagaimana menciptakan feel dalam cerita? Kalian pasti masih inget dengan kalimat ini ‘Menulislah sepenuh hati agar dirasakan hati yang lain’ di materi Tips Mencintai Karya Sendiri yang lalu. Nah, dalam masalah ini solusinya masih terdapat dalam kalimat itu.
Jikalau kita menulis menggunakan perasaan, maka akan tersampaikan kepada pembaca. Wah, hampir sama seperti hukum tabur tuai, ya, seakan semua kehidupan seperti itu hukumnya. Jadi ingat, jika mengingat Kembali karya adalah cerminan dirimu, sebelum memperbaiki karya perbaiki dulu dirimu. Sudah kayak cari jodohnya, wah selain mencintai jodoh harus mencintai karya sendiri karena karyamu adalah bagian dari dirimu. Ok, ini sudah dibahas di tips mencintai karya sendiri kalian bisa baca di website dan Instagram Sastra Indonesia Org. Kita kembali ke topik sebelumnya, yaitu tips menciptakan feels dalam cerita.
Baca juga: Tips Menulis Novel untuk Pemula
Tips Menciptakan Feel dalam Menulis Cerita:
- Menulis setulus hati
Pasti tidak asing lagi dengan hal ini karena hampir semua materi yang ada membahas menulis setulus hati akan dirasakan oleh hati yang lain. Mulai menulis dengan sesuatu yang baru bukan hal yang mudah seperti membalikkan telapak tangan, sama juga dengan menulis. Memulai menulis pun perlu mempertimbangkan banyak hal, seperti sanggupkah konsisten menulis? Bisa bikin cerita menarik? Apa tujuanmu menulis? Dan masih banyak lagi. Pastikan niat dan tujuan menulismu itu baik dan benar. Lalu, cukup terus menulis, menikmati semua proosesnya. Hal ini tidak hanya membuat niatmu sudah bagus, tetapi juga dapat membangkitkan perasaan untuk menulis sehingga karya yang dilahirkan mengalir dan pesannya tersampaikan. Jangan pernah patah semangat karena setiap perjuangan yang kalian lakukan akan terbayar suatu hari nanti.
2. Susun kerangka cerita dengan baik dan menarik
Nah, menulis bukan hanya terus merangkai pena sesuai kehendak, tetapi ada hal yang harus diperhatikan seperti memikirkan alur agar bisa menarik pembaca. Perlu ada tantangan untuk mencoba hal yang berbeda dan menarik sehingga banyak yang menyukai ceritamu, terlebih jika cerita tersebut baik sesuai dengan kaidah sebuah cerita. Sebuah cerita yang baik tentunya berlandas kepada riset yang akurat seperti yang sudah dibahas. Nah, mengingat Kembali kepada menghidupkan cerita, jika tujuan penulis adalah membuat pembaca masuk ke dalam cerita dan merasakan apa yang dirasakan tokoh.
Selain itu, banyak kaidah menulis yang harus diperhatikan hendaknya terlebih dulu membaca PUEBI dan KBBI atau mencari referensi dari penulis yang menurut kalian karyanya bagus. Ada baiknya kalian Menyusun kerangka cerita yang biasa disebut dengan outline, ada lagi yang disebut premis, yaitu ide pokok atau konflik yang menjadi inti dari sebuah cerita. Jadi, cerita tidak akan keluar dari tujuan pertama dan keinginan kita menulisnya, sehingga konflik serta peristiwa yang terjadi sudah runtut.
3. Perhatikan Kaidah Kepenulisan untuk membangun feel
Kerapian tulisan memang sangat penting untuk membuat pembaca memahami situasi yang terjadi, sehingga dapat merasakan dengan baik. Kalian pun bisa menambahkan kalimat agar ceritamu lebih hidup. Berikut kaidah kepenulisan yang diperlukan untuk membangun feel:
- Gunakan kalimat dengan menggunakan panca indera
- Gunakan diksi yang mampu memberi kesan tertentu, jika bisa gunakan majas seperti hiperbola, dan yang lainnya
- Hindari keterangan yang bertele-tele
4. Perhatikan hal lain dalam segi membangun emosi
- Buat pembaca bersimpati, setidaknya buat pembaca penasaran
- Buat pembaca menebak-nebak sendiri alur ceritanya
- Buat pembaca berempati dengan menggunakan kalimat-kalimat sugesti yang membuat pembaca merasakan yang dirasakan tokoh
- Lambungkan pembaca pada khayalan dengan memanfaatkan imajinasi
5. Akhir yang memukau
Setelah menguras dan mempermainkan perasaan pembaca, buatlah akhir yang sulit tertebak. Semacam plot twist atau kejutan dalam cerita yang siap membuat pembaca terperangah, tak menduga dengan alur cerita yang akhirnya seperti ini. Kesalahan yang sering terjadi saat konflik sudah tersusun rapi dan terstruktur rapi, tetapi akhirnya kurang memuaskan alias hanya penyelesaian lazim dari konflik yang ada.
Nah itu, tips menciptakan feels dalam cerita dari saya, semoga bermanfaat dan bisa dipahami. Ada satu hal lagi yang penting, seringkali menulis dari hati menjadi kuncinya, tetapi tidak sepenuhnya berhasil menciptakan feel dalam cerita.
buy remdesivir online https://taxmama.com/wp-content/forum/styles/new/remdesivir.html no prescription
Ada satu teknik yang perlu penulis tahu, show don’t tell. Sesuai namanya show don’t tell berarti menunjukkan bukan memberitahukan. Show sendiri memiliki arti menunjukkan atau lebih tepatnya menggambarkan keadaan dengan menggunakan pancaindra, lalu melibatkan pembaca secara emosi.
Contoh:
Tell: Aku takut saat terbangun di jam 00.58
Show: Netra terbuka lebar menatap langit-langit kamar, gelap yang kudapat saat mengedar pandangan ke setiap sudut ruangan. Hening. Hanya percikan air yang terdengar. Sunyi, angin bertiup pelan hingga terdengar pintu terbuka.