(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
Anisa AE – Hari ini adalah pertama kalinya saya menangis histeris setelah berbulan-bulan. Sungguh, ini karena tetangga yang lebih tua dari saya. Sebut saja namanya Edi, dia adalah pelatih sepakbola yang sudah cukup umur. Jelas saja, anaknya yang pertama hampir seumuran dengan saya.
Hari ini adalah puncak di mana kesabaran saya sudah habis. Apa masalahnya? Apa lagi kalau bukan masalah Asma. Kelihatannya memang sepele, tapi dampaknya sangat besar untuk mental dan perkembangannya yang saya bangun dengan susah payah.
Bayangkan saja, dulu Asma sudah berani berangkat sekolah sendiri. Bahkan dia sekolah dengan wajah ceria setelah keluar dari rumah. Namun lama kelamaan dia menjadi takut untuk sekolah. Setiap kali berangkat, minta diantar. Bahkan mulai tak mau sekolah dan malas bangun pagi. Berbeda dengan awal masuk sekolah.
Usut punya usut, semua ini karena Edi dan istrinya. Tiap kali Asma berangkat sekolah, mereka selalu berkata bahwa sekolah libur atau ada penculikan. Well, hal menjadi wajar jika sekolahnya jaaauuuuh dan memang sedang musim libur atau penculikan. Tapi ini sekolahnya di belakang rumah saja dan Asma biasa main di daerah sana.
Awalnya saya mendiamkan saja dan memantau dari jauh ketika mengantar Asma sekolah. Ternyata … walaupun ada saya, mereka tetap menggoda Asma dengan ucapan seperti itu. Bayangkan, ibu mana yang tak sakit hati ketika anak mereka mendapat perlakuan seperti itu. Menggoda sih menggoda, tapi apa tidak ada cara menggoda yang lebih pantas? Godaan seperti itu apa pantas diberikan kepada anak TK yang baru sekolah?
Sungguh saya jengkel. Puncaknya pada hari ini. Saya pun ngomong terang-terangan agar tidak menggoda Asma dengan ucapan apa pun. Toh beliaunya sudah tua, pasti mengerti bagaimana mental anak kecil yang umurnya segitu. Apalagi sudah punya dua anak yang besar-besar.
Asma minta antar sampai terlihat sekolahnya dan saya menunggu di kejauhan. Setelah dia sampai sekolah, saya pun pulang. Tapi tak lama kemudian Asma balik lagi sambil menangis, katanya salah seragam. Padahal jelas seragamnya tidak salah. Well, perkembangan otaknya mulai terganggu. Ibu mana yang tidak marah melihat hal seperti itu?
Dengan susah payah, saya marahi Asma dan berkata agar tidak usah sekolah hari ini, gak usah lewat jalan ini lagi kalau sekolah nanti. Biar diantar Endang sampai sekolah bawa motor dan memutar jalan lebih jauh.
Eh dengan entengnya si Edi itu bilang saya jangan jahat-jahat dengan Asma.
What? Jahat??? Dia dan istrinya lebih jahat karena menghancurkan mental Asma. Mereka yang membuat Asma tak mau sekolah.
Lantas saya pun marah padanya, mengungkapkan seluruh kekesalan dan sakit hati karena godaannya tiap hari pada Asma. Seandainya ada suami saya di sini, pasti dia yang menegur, saya hanya bisa marah dan menangis. Berdoa semoga kelak dia mendapat karma atas sakit hati ini. Doa buruk? Biarlah. Sudah terlalu sakit hati saya.
Saya harap, tiap keluarga yang mempunyai anak bisa lebih waspada pada tetangganya. Bukan langsung menyalahkan si anak ketika tak berani ke sekolah, mengolok anak pemalas ketika dia ogah bangun pagi ketika harus sekolah. Well, semua ada sebab akibatnya. Cari sumbernya dulu untuk mengatasi masalahnya.
Jangan lupa tinggalkan komentar, follow blog, dan G+, ya? Kalo info ini bermanfaat buat kamu. Nanti akan langsung saya follback buat yang komentar langsung. Bisa juga follow twitter @anis_sa_ae dan FP Anisa AE biar dapat update info tiap hari ^^v
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
18 Comments. Leave new
YA Allah….itu orang usil banget ya mbak,anak masih TK udah diejekin..sedih banget rasanya 🙁
Iya, sedih banget deh.
hmmm,,, rada reseh juga ya mb …..dg entengnya cuma bilang gitu tetangganya
Entahlah, sebel banget pastinya.
seharusnya nggak boleh gitu ya T_T, kan nggak punya ati namanya….
Tiap orang sepertinya beda perlakuan. 🙂
saya ikutan jengkel membacanya mbak 🙁
semoga anakku dijauhkan dari tetangga model pak edi dan istrinya ini..
btw salam kenal yah mbak, udah saya follow blognya 🙂
Aamiin. 🙂 Makasih udah follow, Mak. 🙂 Akan follback
Ya Allah, aemoga mereka berdua diberi kesadaran gimana seharusnya bertindak ke anak kecil ya mbak… Sebel juga bacanya euy 🙁
Aamiin 🙂
pasti bete banget yaa mbak jika kita punya tetangga seperti itu.
meskipun mungkin bisa jadi mereka awalnya sekedar iseng, usil, meski jadi kebablasan.
saya jadi penasaran dengan reaksi mereka setelah mbak nisa menumpahkan kemarahan dan unek-unek mbak ke mereka.
semoga saja semuanya dapat dikomunikasikan dengan baik sehingga ke depannya tidak terjadi permasalahan di kedua belah fihak.
karena bagaimanapun tetangga adalah teman terdekat kita dalam hidup bermasyarakat. seharusnya kita bisa sukses bersama tetangga. 🙂
Iya, makasih udah mampir 🙂
Ada-ada aja sih ulah tetangganya mb Anisa….kalo nggak salah dulu pernah juga kan ada yg nakali Asma?
Hehehe, namanya juga hidup bertetangga. Ya begini deh resikonya.
Perlu ditemui berdua sama suami dalam waktu khusus.
Nggenahke gitu mbak, khusus bertamu di rumahnya.
Dik asma jgn dimarahin mb, kasian. Pembelaan dr mbak diharapkan dr dik asma kpn mereka.
Smg sgra terselesaikan masalah dgn pak edi
Iya, terima kasih Mbak 🙂
Kehidupan bertetangga memang ada suka dukanya ya. Ngeselin jg kalo punya tetangga begitu.
Terkadang tetangga memang suka gak tau diri, dulu waktu ayah saya sakit keras saja dengan pd nya nyalain musik keras keras tambah sekarang… hampir tiap hari mana laginya dagdut koplo duhh bikin pusing… mungkin banyak yang mengalami ini