Memang selama ini hal-hal yang tabu jarang dituliskan, tapi bukan berarti tidak ada. Dulu sempat ramai menjadi perbincangan, sebuah cerpen karya Djenar Maesa Ayu, Menyusu Ayah. Cerpen ini sempat menjadi cerpen terbaik versi Jurnal Perempuan pada tahun 2002 (saat itu saya membacanya pada saat masih sekolah menengah pertama) yang diterbitkan oleh Gramedia dengan judul, “Jangan Main-Main (Dengan Kelaminmu)”.
Dulu saat membaca buku seperti ini, saya harus sembunyi agar tidak diketahui oleh orang lain. Tabu? Terasa seperti itu, apalagi dengan umur yang masih bisa dibilang muda dan rasa keingintahuan yang sangat tinggi.
Saat itu saya berpikir, apakah beberapa tahun ke depan, saya pun bisa menuliskan cerpen yang apik dan fenomenal seperti itu? Tentang sebuah cerita yang terlihat rekaan, tapi memang hal itu terasa ada di dunia nyata.
Baca juga: Menganalisis Unsur Pembangun Puisi dan Cerpen
Pun dengan perselingkuhan. Jika dulu perselingkuhan dianggap sebuah aib, bisa diarak sampai keliling kota dengan tubuh telanjang, kini berbeda.
Saat sebuah perselingkuhan diketahui oleh publik, sang lelaki jarang disalahkan. Kaum wanitalah yang memegang peranan penting di dalamnya.
Misalnya saja dengan bagaimana pelayanan di ranjang yang tak bisa memuaskan suami, sehingga sang suami berselingkuh.
Atau kecantikan sang penggoda yang luar biasa sehingga bisa meluluhkan sang suami. Namun, lagi-lagi sang wanita yang disalahkan jika ada suami yang berselingkuh.
Baca juga: Unsur-Unsur yang Membangun Cerita Rekaan
Masyarakat seolah tutup mata bahwa sebuah perselingkuhan dapat terjadi karena sang lelaki juga punya andil yang sangat penting. Padahal dalam Islam pun diajarkan untuk menjaga pandangan. Seperti kucing yang mau saja diberi ikan asin di luar sana, padahal di rumah sudah ada ikan bandeng.
Penulis perempuan seolah berlomba untuk menyuarakan kegelisahan di dalam hatinya tentang fenomena seperti itu. Penulis sangat peka, apalagi jika sampai hal itu terjadi dalam rumah tangga mereka, segera bisa menjadi sebuah cerita pendek ataupun novel yang sangat panjang.
Sekian, terima kasih.